Advertisement

Kader Bergejolak, PDIP Diminta Jelaskan Alasan Pemberian Rekomendasi Kustini-Danang

Abdul Hamied Razak
Kamis, 23 Juli 2020 - 07:17 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Kader Bergejolak, PDIP Diminta Jelaskan Alasan Pemberian Rekomendasi Kustini-Danang Kustini Sri Purnomo (kiri) dan Danang Maharsa - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN - Keputusan DPP PDIP yang memberikan rekomendasi bagi calon bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dan calon wakil bupati Sleman Danang Maharsa menjadi sorotan kader. Pengurus struktural partai berlambang benteng moncong putih ini diminta menjelaskan secara gamblang alasan tidak mengusung kader internal tersebut.

Salah seorang kader senior PDIP Supriyanto Antok mengatakan keputusan DPP menunjuk Kustini Sri Purnomo (KSP) sebagai calon bupati (cabup) Sleman menimbulkan reaksi beragam di masing-masing kader. Keputusan tersebut juga banyak memunculkan pertanyaan para kader partai di tingkat bawah.

Advertisement

"Kalau saya pribadi ya menganggap [keputusan] itu biasa saja. Karena itu memang kewenangan DPP, mau apa lagi? Tapi bagi kader di tingkat di bawah seperti di masing-masing PAC tentu menimbulkan pertanyaan," kata Antok kepada Harian Jogja, Selasa (31/7/2020).

BACA JUGA: Kasus Covid-19 Melonjak, Bantul Belum Memungkinkan Belajar Tatap Muka

Sebagai kader PDIP yang mengikuti proses penjaringan (pendaftaran) cabup sejak dari DPC Sleman, Antok juga menyangkal pernyataan Ketua DPC PDIP Sleman Koeswanto yang menyatakan tidak ada kader internal PDIP yang mendaftar sebagai cabup. "Memang awalnya saya mendaftar sebagai cawabup. Tetapi setelah DPD membuka penjaringan, saya mendaftar sebagai cabup," tegasnya.

Setidaknya, lanjut Antok, ada empat kader PDIP yang mendaftar sebagai cabup. Ia bersama Riyanto Kuncoro mendaftar lewat DPD, sementara Arief "Dede" Surahman dan Rendardi Suprihandoko mendaftar melalui DPP. Menurut dia, Danang Maharsa hanya mendaftar di DPC dan tidak mengikuti proses pendaftaran ulang di DPD.

"Jadi tidak benar kader PDIP tidak ada yang maju sebagai cabup. Saya mengikuti semua prosesnya karena ini partai kader," kata dia.

Ruang Dialog

Antok berharap agar ada ruang dialog yang diberikan pengurus struktural partai terkait keputusan DPP tersebut. Dialog secara kekeluargaan dinilai penting untuk mengatasi kekecewaan para kader. Antok meminta agar pengurus partai tidak melakukan pendekatan otoriter.

"Terutama kepada kader di tingkat PAC. Jadi jangan hanya disampaikan berdasar SK ini SK itu. Kalau kami tidak usah diundang enggak apa-apa, wong sejak awal juga memang tidak ada dialog," katanya.

Antok belum menjawab tegas apakah akan mendukung putusan DPP saat Pilkada pada 9 Desember. "Ya lihat saja nanti. Kami juga belum melihat kapasitas mereka. Lagi pula kan belum ditetapkan oleh KPU," kata Antok.

Kader senior PDIP Riyanto Kuncoro berharap apa yang disuarakan oleh para kader kembali menjadi pertimbangan DPP. "Kader bergejolak. Tapi kami serahkan kepada masing-masing kader. Kita lihat pada 9 Desember mendatang. Jangan pernah mengenyampingkan atau menyepelekan kader," katanya.

Hal Wajar

Munculnya perdebatan di internal DPC PDIP Sleman terkait ditunjuknya KSP sebagai cabup Sleman, ditanggapi juga oleh Bupati Sleman Sri Purnomo. Ia menilai, perdebatan tersebut bagian dari proses dinamika politik dan hal itu wajar dalam proses demokrasi. Sri juga menghargai perbedaan pendapat yang terjadi sambil berharap KSP tetap maju pada Pilkada 2020 mendatang.

"Yang namanya demokrasi orang punya hak untuk bicara. Prosesnya kan masih panjang, masih ada enam bulan, mudah-mudahan bisa gabung," ujarnya.

BACA JUGA: Jumlah Positif Covid-19 DIY Melonjak, Ini Penyebabnya..

Menurut Sri, majunya KSP juga diharapkan oleh sebagian besar masyarakat. Dia mengharapkan KSP berlomba menyampaikan program terbaik dan all out memenangi Pilkada 2020. "Mudah-mudahan nanti bisa melanjutkan kesuksesan yang selama ini sudah dilaksanakan dan apabila bisa, ditingkatkan," harapnya.

Sri juga menepis penilaian miring majunya KSP sebagai bentuk dinasti politik. Menurutnya, pandangan tersebut hanya opini orang yang belum dewasa. "Lah politik dinasti kan berdasarkan pemberian. Tapi ini pesta demokrasi, pemilihan rakyat, diputuskan karena bukan keturunan," ucapnya.

Oleh karenanya, masyarakat diminta untuk mengetahui visi misi, program kerja masing-masing calon termasuk rekam jejak serta kinerjanya bagi Sleman. "Kami akan jajaki komunikasi juga dengan PAN. Semoga ada kerjasama yang baik untuk memperkuat jalannya demokrasi di Sleman," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Viral! Istri Siri Polisi Curhat Alami KDRT, Kompolnas Surati Kapolda Kepri

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement