Advertisement
UPNVY Gelar Webinar Strategi Pemulihan Industri Pariwisata

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pariwisata menjadi sektor andalan untuk menopang perekonomian negara-negara di ASEAN. Namun, pandemi Covid-19 membuat masyarakat global menunda perjalanan sehingga berdampak pada bisnis pariwisata.
Untuk mendiskusikan mengenai strategi yang harus dilakukan untuk memulihkan industri pariwisata, Laboratorium Organisasi Internasional Prodi Hubungan Internasional FISIP UPN Veteran Yogyakarta (UPNVY) menggelar webinar bertajuk Lesson Learned/Strategi Negara-Negara ASEAN dalam Memulihkan Industri Pariwisata Akibat Covid-19 dan Respons Global, Kamis (15/10/2020).
Advertisement
Webinar ini menghadirkan sejumlah praktisi dan akademisi, mulai dari duta besar RI untuk berbagai negara dan pengajar dari UGM, President University, dan UPNVY. Acara yang dibuka oleh Rektor UPNVY, M. Irhas Effendi, diikuti lebih dari 600 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan beberapa peserta berasal dari luar negeri.
Ketua Laboratorium Organisasi Internasional sekaligus pengajar Prodi Hubungan Internasional UPNVY, Desy Nur Aini Fajri, mengatakan agenda ini diharapkan mampu menjadi sarana pembelajaran untuk peserta supaya bisa mengembangkan strategi pemulihan industri pariwisata di negara-negara ASEAN.
"ASEAN ke depannya dikembangkan sesuai visinya untuk ASEAN Tourism. Sudah disiapkan rencana strateginya sampai beberapa tahun ke depan," kata dia, Kamis. Untuk mencapai visi itu, kata Desy, pengembangan pariwisata perlu berasaskan digitalisasi serta meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam pariwisata.
Duta Besar RI untuk Bulgaria (2016-Juli 2020), Sri Astari Rasjid, memaparkan pandemi Covid-19 sangat berdampak pada sektor pariwisata di Bulgaria. Namun, negara ini masih memperbolehkan penyelenggaraan festival budaya dengan sejumlah penyesuaian. "Adanya pandemi ini justru membuat sejumlah negara bebenah," kata dia.
Duta Besar RI untuk Afrika Selatan, Suprapto Martosetomo, mengatakan pemulihan aspek pariwisata di tengah pandemi tak boleh melupakan aspek nyaman, aman, dan menawan. Ketiga aspek kunci ini harus selalu diikutsertakan dalam pemulihan dan pengembangan pariwisata di suatu negara. "Selama pandemi kita masih bisa promosi secara virtual. Perlu juga promosi budaya dengan pemasangan iklan di media Internasional," kata Suprapto.
Perwakilan Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Bangkok, Dicky Komar, menyatakan Thailand yang selama ini sangat bergantung pada pariwisata, sangat terdampak pandemi Corona. "Saya katakan Thailand seperti putri malu. Kalau ada kasus transmisi lokal, aksesnya langsung ditutup. Maka, penularannya benar-benar ditekan," kata dia.
Negara ini, menurut Dicky, tetap optimistis menjadikan medical tourism sebagai salah satu pilihan wisata bagi masyarakat global. Pemerintah setempat juga memperhatikan bidang pariwisata dengan memberikan stimulus sejak Juli 2020. "Di Thailand, pemerintah berkeyakinan semua orang harus aman," kata Dicky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 5 Juli 2025: Job Fair di Jogja, Program 3 Juta Rumah, Kampung Nelayan Merah Putih di DIY
- Jadwal Angkutan KSPN Sinar Jaya dari Malioboro ke Pantai parangtritis Bantul dan Pantai Baron di Gunungkidul
- Pengurus di 75 Koperasi Merah Putih Wilayah Bantul Mengikuti Pelatihan
- Jadwal Penerbangan Rute Jogja ke Karimunjawa, Harga Tiket Rp1 Jutaan
- SPMB 2025, Sejumlah SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa
Advertisement
Advertisement