Trase Prambanan-Tawangalang Dukung Pengembangan Pariwisata DIY
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Proyek pembangunan jalan trase Prambanan-Tawangalang merupakan komitmen Pemerintah DIY dalam memberikan akses bagi warga menuju objek strategis yakni Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) Prambanan maupun ke objek wisata pantai selatan di Gunungkidul.
Kabid Urusan Tata Cara Pengisian Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur, Kelembagaan, Pertanahan, Tata Ruang Paniradya Keistimewaan, Kusno Wibowo, mengatakan proyek Jalan Prambanan-Tawangalang merupakan komitmen Pemda DIY melalui keistimewaannya dengan memberikan akses untuk mendukung pariwisata di DIY.
Advertisement
Baca juga: Dianggap Terlupakan, Ma'ruf Amin: Manusiawi, Sama Istri Saja Suka Lupa
"Komitmen tersebut untuk membuka jalur yang nantinya menjadi akses ke KSP Prambanan dan sejumlah objek wisata yang ada di Gunungkidul, termasuk pantai selatan. Trase Prambanan-Tawangalang juga sejalan dengan visi dan misi Gubernur DIY Sri Sultan HB X," ujar Kusno saat acara Rembag Keistimewaan Jalan Prambanan-Tawangalang yang digelar oleh Paniradya Keistimewaan, beberapa waktu lalu.
Urgensi untuk membuat trase Prambanan-Tawangalang, diakui Kusno, merupakan upaya dari Pemda DIY untuk menjadikan laut selatan sebagai halaman depan wilayah DIY. Tidak kalah penting, jalur ini menghubungkan dua kabupaten yakni Sleman dan Gunungkidul.
"Urgensinya apa? Trase Prambanan-Tawangalang adalah karena laut selatan adalah halaman depan Jogja. Kebijakan tersebut merupakan upaya dari Pemda DIY untuk menjadikan laut selatan sebagai halaman depan sesuai juga dengan visi misi Gubernur 2017-2022. Arah kebijakannya pengembangan sisi selatan Jogja," kata Kusno.
Baca juga: Dorong Dunia Pendidikan di Era Digital
Soal biaya, Kusno mengatakan sumber anggaran pembangunan trase Prambanan-Tawangalang berasal dari dana keistimewaan yang dimiliki Pemda DIY. Ia mengakui jika trase Prambanan-Tawangalang belum banyak diketahui oleh warga DIY. Oleh karena itu, ia mengajak peran serta media untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan adanya trase ini.
"Bagaimana pembangunan trase Prambanan dan Tawangalang bisa meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi masyarakat. Tidak hanya itu, aksesibilitas warga juga terbuka lebar hingga bisa mendorong aspek kehidupan lainnya. Ini yang menjadi entry poin pembangunan trase Prambanan dan Tawangalang," kata Kusno.
Selesai 2021
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) DIY, Bambang Sugaib, mengatakan jalur Jogja-Piyungan-Pathuk-Wonosari saat ini menjadi akses utama bagi wisatawan yang ingin berwisata ke Bumi Handayani.
"Padahal segmen Piyungan dan Pathuk banyak terdapat tanjakan dan tikungan yang sangat membahayakan pengguna jalan. Saat terjadi insiden seperti kecelakaan maupun bencana alam, akses lalu lintas langsung terhenti," ujar Bambang, belum lama ini.
Di jalur Piyungan-Pathuk, kepadatan dan kemacetan sering terjadi saat hari libur maupun weekend. Dampaknya, jarak sekitar empat kilometer harus ditempuh dalam waktu yang lumayan lama. "Oleh karena itu Pemda DIY ingin mewujudkan jalur alternatif dari Sleman menuju ke Gunungkidul dimulai dari Prambanan-Tawangalang-Gading sampai dengan kawasan di pantai selatan atau JJLS," kata Bambang.
Untuk mewujudkan jalur ini, ada sinergitas antara Pemda DIY dan pemerintah kabupaten khususnya dalam hal pengadaan tanah. Saat ini, jalur dari Prambanan ke Gayamharjo masuk tahap sosialisasi pengadaan lahan. Anggaran yang digunakan berasal dari Dana Keistimewaan DIY. "Untuk pembebasan lahan di Gunungkidul sepanjang 9,6 kilometer telah selesai dilakukan pada 2019," ujar Bambang.
Jika semua tahapan pembebasan lahan di Sleman selesai pada 2021, maka pembangunan jalan langsung dimulai. "Untuk Prambanan sampai Gayamharjo sepanjang 9,4 kilometer baru tahap penyusunan perencanaan pengadaan tanah atau sosialisasi," ujarnya.
Sosialisasi dilakukan agar masyarakat mengerti jika pembebasan lahan merupakan upaya dari Pemda DIY untuk mewujudkan aksesibilitas jalan antara kedua kabupaten yakni Sleman dan Gunungkidul. "Masyarakat sangat responsif. Karena kalau dilihat kondisi saat ini, lahan yang dilalui proyek termasuk lahan tidak produktif, sehingga masyarakat sangat antusias. Terbukti, selama setahun pengadaan lahan sepanjang 9,6 kilometer sudah selesai. Kami berharap di Sleman juga lancar," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Konstruksi Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Ruas Jogja-SS Banyurejo Capai 70,28 Persen, Ditargetkan Rampung 2026
- Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Minggu 24 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Minggu 24 November 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Minggu 24 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
Advertisement
Advertisement