Advertisement
Setelah 7 Tahun, Misteri Pembunuhan di Pakem Sleman Terungkap! Pelaku Penjual Wayang

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Teka-teki pembunuhan yang menimpa perempuan bernama Sri Utami, warga Karangasem, Muntuk, Dlingo, Bantul, tujuh tahun lalu akhirnya terungkap. Pelaku yang sudah menjadi buronan polisi ditangkap di Sidoarjo, Jawa Timur pada Rabu (2/12/2020) pagi.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda DIY, Komisaris Besar Polisi Burkan Rudy Satria, mengatakan pembunuhan Sri Utami terungkap pada 4 Februari 2013. Sri ditemukan di sebuah kebun salak di sekitar Dusun Kemput, Candibinangun, Pakem, Sleman. Jenazah Sri diketahui saat seorang warga Wonokerto, Turi, Sleman yakni Sarjono, 55, ingin memetik salak di kebun miliknya yang berada di Candibinangun.
Advertisement
BACA JUGA: Resmi! PBB Hapus Ganja dari Daftar Narkotika Paling Berbahaya
“Kemudian, dia mencium bau busuk di kebun salaknya. Saat melihatnya, sudah ada satu mayat perempuan menggunakan daster warna biru umur kira-kira sekitar 35 ke atas, korban pada waktu itu ditutupi daun salak,” ujar Burkan di Mapolda DIY, Kamis (3/12/2020).
Saat itu, identitas jenazah belum diketahui. Setelah tujuh tahun, upaya polisi akhirnya menemui titik terang. Berdasarkan keterangan dari seorang saksi, pelaku menggunakan motor saat membuang mayat korban ke kebun salak milik warga di Candibinangun, Pakem, Sleman. Polisi mendapatkan informasi motor pelaku berpelat nomor AG, pelat kendaraan eks Karesidenan Kediri.
Akhirnya petunjuk mengarah ke wilayah Kediri. Polisi mendapatkan informasi kendaraan yang dipakai pelaku termasuk kategori motor sport, walaupun bukan buatan pabrikan Jepang. Hanya itu informasi yang didapatkan oleh polisi.
Polisi kemudian sebuah sepeda motor Bajaj Pulsar pelat AG. Penyelidikan mengarah ke nama Eko Budi Priyanto (EBP), 39, warga Kediri, Jawa Timur.
BACA JUGA: Polisi Tangkap Ustaz Maaher Terkait Ujaran Kebencian
“Selama tujuh tahun kami tidak tahu korbannya siapa karena saat itu sudah rusak sidik jarinya. Korban sempat dibawa ke RSUP Dr Sardjito untuk diautopsi. Tidak ada identitas yang menempel. Akhirnya, tim gabungan Polsek Pakem, Polres Sleman, dan juga Polda DIY selama enam bulan terakhir berupaya untuk menemukan kembali petunjuk yang mengarah ke pelaku sehingga kemarin kami putuskan untuk berangkat ke Kediri dan Sidoarjo untuk mendapatkan pelaku,” terangnya.
EBP yang ditangkap di Sidoarjo pada Rabu (2/12/2020) lalu ditembak karena melawan.
“Nama hingga tempat tinggal korban akhirnya terungkap. Saat ditemukan tujuh tahun lalu, korban menggunakan daster kotak-kotak warna biru muda, dan jaket warna biru menggunakan celana dalam warna jingga dan pakaian dalam warna marun. Korban memakai cincin emas di jari manis sebelah kiri. Korban mengalami luka di bahu kiri dengan luka lecet enam cm, lidah korban menjulur, dan keluar darah di hidung, luka memar di muka dan leher. Syukur pelaku bisa kami tangkap,” ujar Burkan.
Sejumlah barak bukti yang disita oleh polisi antara lain satu unit sepeda motor Bajaj Pulsar 2011 warna hitam dengan pelat nomor AG 4139 FQ, serta dua buah unit helm full face.
"Berdasarkan informasi yang kami himpun dari pelaku, ternyata ia nekat membunuh korban karena sering dibanding-bandingkan dengan pria lain. Atas perbuatannya, pelaku kami kenakan pasal 338 KUHP dengan ancaman kurang maksimal 15 tahun atau pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman pidana mati atau maksimal kurungan penjara selama 20 tahun,” kata Burkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
- Dibuka Mulai 14 Juli, Sekolah Rakyat SMA di Bantul Tampung 200 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Advertisement
Advertisement