Advertisement
Klaster Takziah bermunculkan di Sleman, Ini Penjelasan Epidemiolog UGM
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Ahli Epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan adanya klaster takziah di dua lokasi berbeda di Sleman, merupakan fenomena biasa yang muncul ketika masyarakat mulai mengabaikan protokol kesehatan.
Fenomena tersebut juga terjadi di negara-negara seperti di Eropa ketika masa lockdown berakhir, warga melakukan euforia dan mengabaikan protokol kesehatan. Dampaknya kasus baru kembali meningkat. "Saat kasus mulai turun, masyarakat kemudian mengabaikan protokol kesehatan yang 3 M atau 5 M itu," katanya saat dihubungi Harianjogja.com, Senin (29/3/2021).
Advertisement
Riris tidak mengetahui pasti apakah penyebab klaster takziah ini dikarenakan Satgas Covid-19 tidak melakukan pengawasan secara optimal atau masyarakat sudah mulai kendor menerapkan protokol kesehatan. Yang pasti, katanya, adanya kerumunan orang sangat berpotensi menyebabkan terjadinya penularan. "Kalau sudah terjadi kerumunan, maka potensi penularan virus itu sangat besar. Makanya penting menerapkan protokol kesehatan," ujar Riris.
BACA JUGA: WHO: Covid-19 Mungkin Ditularkan Kelelawar ke Manusia Lewat Hewan Lain
Ke depan agar kasus serupa tidak terjadi lagi, Riris mengingatkan agar pencegahan penularan virus tersebut harus dilakukan bersama-sama. Tidak hanya Satgas, karena yang paling penting adalah kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. "Jadi butuh kesadaran masyarakat untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Terpisah, Juru Bicara Satgas Covid-19 Sleman Savitri Nurmala Dewi mengatakan monitoring dan evaluasi untuk kegiatan Satgas di lapangan selama ini tetap dilakukan. Satgas dari tingkat kabupaten hingga padukuhan misalnya terus melakukan pengawasan dan penegakan aturan sesuai Instruksi Bupati Sleman. "Kami juga pernah berkoordinasi dengan kapanewon terkait pemantauan hajatan. Khusus untuk klaster takziah ini, pekan ini kami akan membahasnya," kata Evie.
Menurutnya, Satgas masing-masing wilayah tetap mengawal instruksi bupati tentang Perpanjangan PPKM Berbasis Mikro di Sleman untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19. Bahkan bupati dalam instruksinya sudah meminta agar kalurahan untuk menegakkan protokol kesehatan di rumah warga, lapangan terbuka, gedung pertemuan, serta tempat lainnya yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Luar Biasa! Sikat Korsel, Indonesia Cetak Sejarah ke Semifinal Piala Asia U-23
- Indonesia Gagal Pertahankan Keunggulan, Pertandingan Lanjut ke Extra Time
- Profil Rafael Struick, Pemborong Dua Gol ke Gawang Korsel di Piala Asia U-23
- Struick Borong Gol, Timnas U-23 Unggul 2-1 Atas Korsel di Babak Pertama
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 25 April 2024: Hujan Lebat Sleman dan Gunungkidul
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Kamis 25 April 2024
- DIY Peroleh Kuota Transmigrasi untuk 16 KK di 2024
- Jadwal Layanan Samsat Keliling Jogja Kamis 25 April 2024
- Jadwal Pemadaman Listrik Kamis 25 April 2024, Giliran Sleman, Kota Jogja dan Kulonprogo
Advertisement
Advertisement