Advertisement

Covid-19 DIY Mengganas, Persi DIY Usulkan Gedung SD Negeri Jadi Selter

Sunartono
Rabu, 23 Juni 2021 - 07:27 WIB
Sunartono
Covid-19 DIY Mengganas, Persi DIY Usulkan Gedung SD Negeri Jadi Selter Gedung selter atau tempat karantina bagi pasien Covid-19 di Kalurahan Kepuharjo, Selasa (16/2/2021). - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) DIY mengusulkan penggunaan Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) sebagai alternatif selter di level pedesaan jika kesulitan tempat. Keberadaan selter di desa hingga kelurahan dinilai menjadi solusi di tengah mulai menumpuknya jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit.

Advertisement

Ketua Persi DIY Darwito berharap semua pihak menjadi persoalan Covid-19 ini sebagai tanggungjawab bersama umat manusia. Sehingga harus ada kesadaran untuk menanggung beban penyelesaian secara bersama.

BACA JUGA : Pasien Covid-19 Melonjak, Stok Oksigen di Jogja Kosong

“Karena ini masalah umat manusia, kalau kita masih menganggap diri kita manusia ya harus berpartisipasi. Kalau kita semua tidak care, maka manusia akan habis oleh pandemi,” ungkapnya Senin (21/6/2021).

Ia menambahkan di tengah keterbatasan rumah sakit karena lonjakan pasien Covid-19 maka selter bisa menjadi solusi. Konsep selter di pedukuhan sebenarnya telah banyak direncanakan dan saat ini mungkin beberapa desa sudah memiliki, hanya saja masih perlu ditingkatkan fasilitasnya. Sehingga butuh eksekusi lebih lanjut dari kalangan pemerintah daerah di DIY.

Darwito mengusulkan banyak Gedung SD Negeri di berbagai desa di perkampungan untuk diubah menjadi selter sementara. Karena gedung tersebut adalah milik pemerintah sehingga tinggal menambah fasilitas seperti tempat tidur.

“Gedung SD Negeri itu kan enggak dipakai, semua libur. Coba semua SD milik pemerintah ditata, dikasih bed, tidak harus mahal,” katanya.

Ia menilai penggunaan Gedung SD Negeri sebagai selter tidak membahayakan ke depannya, karena jika telah selesai akan disterilisasi. Selain itu selter tersebut hanya di tempat pasien tanpa gejala. Ia menggambarkan, misalnya pasien yang berat butuh ICU kemudian sudah sehat dan tidak ada lagi gejala tetapi hasil PCR masih positif. Pasien jenis ini, dari rumah sakit bisa dipindahkan ke selter, sehingga bed di rumah sakit bisa diisi lagi dengan pasien baru yang bergejala sedang.

BACA JUGA : Rumah Sakit Swasta Antisipasi Lonjakan Pasien Covid-19

“Tidak membahayakan, kan selter untuk yang sehat, tanpa gejala, daripada di rumah, kalau di selter seperti gedung SD kan khusus, ada kamar mandinya, ruangannya, misalnya satu sekolah untuk tiga atau empat orang positif Covid-19. Tetapi SDN milik negara, negeri lho ya, kalau swasta kan harus konsultasi dengan yayasan setuju atau tidak,” ujarnya.

Menurutnya keberadaan Gedung SD Negeri sebagai selter akan membuat orang yang positif Covid-19 lebih bersedia untuk ditampung karena berdekatan dengan tempat tinggalnya. Berbeda ketika selternya jauh dari rumah sehingga secara psikologi pasien akan terganggu.

Ia menganggap pentingnya keberadaan selter desa, karena setiap pasien tanpa gejala butuh tempat isolasi. Karena isolasi mandiri di rumah tidak sepenuhnya direkomendasikan, terutama jika kamar tidur dan kamar mandi terbatas. Maka isolasi di tempat khusus bagi para pasien tanpa gejala mutlak dilakukan. Sehingga setiap desa harus ada isolasi yang bebannya ditanggung secara bersama-sama.

Tidak Mudah

“Enggak bisa isolasi mandiri di rumah dengan kondisi seadanya, misalnya isolasi mandiri di rumah tidak ada yang memberi makanan, dia harus membeli makanan di warung. Makanya penting bagi OTG untuk isolasi di desa atau pedukuhan,” ucap dia.

Ia juga merespons terkait Pemda DIY yang berupaya menggeser bed pasien umum ke pasien Covid-19. Menurutnya hal itu tidak efektif. Lebih baik selter desa atau pedukuhan digarap dengan benar difasilitasi, bisa bekerja sama dengan puskesmas, perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran serta kesehatan masyarakat.

“Tidak semudah itu menggeser bed, itu yang paling mudah ya selter, kalau menambah bed kan berarti menambah ruangan, kalau ruangannya misal 10 kan mau ditambah bed berapa pun kan ya cuma 10 ruangan. Kalau menambah bed di tenda-tenda itu masih memungkinkan, tetapi daripada anggaran untuk menambah tenda, ya lebih baik diberikan desa untuk membuat selter,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sheila on 7 Bikin Konser di Medan, Pertumbuhan Sektor Pariwisata di Sumut Ikut Subur

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement