Advertisement
PPKM Darurat Belum Turunkan Kasus Covid-19, Ini Indikatornya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah memperpanjang masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 25 juli mendatang.
Pasca-pelaksanaan PPKM Darurat pada 3-20 juli lalu, Epidemiolog UGM Bayu Satria Wiratama menilai penerapan PPKM darurat belum memberikan dampak penurunan jumlah kasus positif Covid-19. “Belum terlihat penurunannya. Kalaupun turun diikuti jumlah tes yang turun juga,”kata Bayu Satria dalam keterangan tertulis yang Harianjogja.com terima pada Jumat (23/7).
Advertisement
Meski sempat terjadi penurunan, menurut Bayu, angka tersebut lebih disebabkan jumlah sampel yang dites menuru. Hal ini bahkan sudah diakui oleh pemerintah. Sementara persentase jumlah kasus positif cenderung stabil. “Kalau jumlah yg dites turun otomatis jumlah kasus turun juga. Bisa dilihat dari positivity rate yang cenderung stabil,”imbuhnya.
Tingginya kasus positif covid-19 dalam dua bulan terakhir ini menurutnya tidak berhubungan dengan efek dari gencarnya program vaksinasi melainkan masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan. “Bukan karena vaksinnya, karena vaksin aman dan tidak akan mengakibatkan sakit Covid-19. Yang mungkin terjadi adalah pelaksanaannya yang tidak terkendali dan menyebabkan 5M tidak bisa dijaga,”katanya.
Jumlah kasus yang meningkat, menurutnya kemungkinan sudah terjadi sejak lama. Namun tidak terpantau karena jumlah testing yang masih minim. “Kita tidak pernah bisa cukup testingnya sehingga data yang ada itu tidak mencerminkan yang sebenarnya. Sehingga mungkin sekali di Juni sudah tinggi kasusnya tetapi banyak yang masih undetected. Bahkan diduga sejak Mei banyak kasus yang tidak terdeteksi sudah ada di masyarakat makanya bisa naik sangat tinggi di Juli,”ungkapnya.
Ia menyarankan agar pemerintah gencar melakukan program vaksinasi agar herd immunity segera tercapai. Namun apabila laju vaksinasi harian masih rendah maka target September untuk herd immunity di Jawa Bali akan sulit. “Laju vaksinasi harian kita masih sangat rendah. Kecuali kita bisa 2 juta sehari,”katanya.
Soal banyaknya kasus kematian pasien covid-19 yang meninggal di rumah sakit dan isoman di rumah, Bayu mengatakan pemerintah perlu memperbanyak lagi lokasi dan tempat isolasi mandiri terpusat sehingga bisa terpantau dengan baik dan bisa diskrining lebih awal bagi mereka yang mengarah ke gejala yang lebih berat. “Pasien dengan gejala berat bisa terpantau dengan baik,”pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Longsor di Petungkriono Pekalongan, Korban Meninggal Dunia Bertambah Jadi 20 Orang
Advertisement
Kedai Fransis Pizza: Dibuka Singkat, Bisa Menikmati Pizza di Teras Rumah
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Jogja Siap Sambut Wisatawan di Libur Panjang Imlek dan Isra Mikraj
- Career Day SMAN 1 Depok, Menjembatani Murid Menuju Perguruan Tinggi
- Update Dampak Cuaca Ekstrem di DIY: Satu Orang Meninggal Dunia, Tanah Longsor, dan Sejumlah Rumah Rusak
- Izin Perpanjangan Sewa Tanah Kas Desa Turun, Pemkab Bantul Bisa Kelola SSA 20 Tahun Kedepan
- Olimpiade Geografi Internasional UGM 2025 Dukung Emisi Rendah Karbon
Advertisement
Advertisement