Advertisement
Warga Bener Ubah Minyak Jelantah Jadi Sabun
Advertisement
Harianjogja.com, TEGALREJO - Semangat penerapan 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) tidak hanya bisa diterapkan pada sampah. Bank sampah Salingsih Kelurahan Bener, Tegalrejo, Kota Jogja menerapkan pola itu pada sisa bekas minyak goreng atau yang biasa disebut minyak jelantah (mijel) untuk diolah menjadi sabun.
Bendahara Bank Sampah Salingsih Bener, Eka Astuti mengatakan, minat warga untuk menabung di bank sampah tersebut cukup tinggi. Manfaat yang dirasakan warga berupa lingkungan kian bersih dan mendapat pundi-pundi rupiah menjadikan pengelolaan bank sampah optimal.
Advertisement
BACA JUGA : Daripada Dibuang, Minyak Jelantah Ditukarkan Uang Tunai
Bank sampah itu mengolah berbagai macam sampah menjadi pelbagai macam barang bernilai ekonomis, satu diantaranya adalah sabun mijel. Sabun ini biasanya digunakan untuk mencuci serbet dan bagian kerah baju. Penggunaannya tidak disarankan untuk kulit atau kain berbahan lembut.
"Dalam mengolah mijel menjadi sabun itu dikasih soda api dan pewarna juga kemudian pewangi. Lalu dicetak menjadi sabun mijel, yang khusus untuk mencuci serbet atau kerah baju yang kotor, bukan untuk pemakaian kulit atau kain lembut," ujar Eka, Senin (20/9/2021).
Dia menjelaskan, dalam pengolahannya satu resep sabun mijel membutuhkan sedikitnya satu liter mijel. Mijel itu disisihkan dari sebagian minyak yang disediakan warga setiap bulannya. Dan kini telah dipasarkan dari rumah ke rumah.
"Diolah disini dengan warga sekitar kemudian juga dijual sendiri juga. Memang sangat bermanfaat untuk membersihkan kerah baju atau serbet. Satu resep itu butuh satu liter dan bisa menghasilkan sekitar 20 an lebih sabun," ujarnya.
Ketua RW 02 Bener, Susilo Pratomo menyebut, bank sampah itu berdiri sejak 2007 lalu dan sempat pasang surut pengelolaannya akibat pergantian pengurus. Kemudian kembali aktif pada 2009 dan terus dikelola sampai saat ini.
"Jumlah nasabah meningkat terus. Sekarang nasabah sudah mencapai 107 dari 198 KK. Kita akan sosialisasi terus agar nasabah bertambah dan keinginan untuk mengolah sampah itu tinggi," ujarnya.
Dalam sebulan, warga menyetorkan sampah ke tempat pengelolaan sebanyak satu kali yakni pada minggu ke tiga setiap bulan. Sistemnya bisa ditabung dulu dengan sistem pencatatan di buku tabungan atau bisa pula langsung dicairkan sesuai dengan kebutuhan warga.
"Sudah ada beberapa program dari kami, yakni mengubah sampah jadi kerajinan daur ulang misalnya tempat minum, tas, pot dari bekas handuk, dan lain sebagainya. Kemudian yang organik itu kita olah lagi menjadi pupuk kompos untuk gerakan penghijauan dibuat seperti model biopori. Dan kalau sampah yang tidak bisa diolah itu dijual ke pengepul," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pendidik di Pacitan Antusias Kolaborasi dengan Museum Song Terus
Advertisement
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Pemadaman Listrik di Sleman dan Bantul, Jumat 26 Juli 2024, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Momen Pembersihan Lahir Batin, Disbud Kulonprogo Gelar Jamasan 14 Pusaka
- Vaksinasi Polio di Sleman Sudah Terlaksana di Awal Tahun
- Top 7 News Harian Jogja Online, Jumat 26 Juli, Update Jalan Tol Jogja, Kasus Mafia TKD hingga Festival Layang-layang 2024
- Bawaslu Kulonprogo Ajak IKIP PGRI Wates Jadi Pengawas Partisipatif Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement