Advertisement
Dana Air Bersih Habis, Tanggap Darurat Tunggu Bupati Gunungkidul

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mengusulkan untuk meningkatkan status kekeringan dari siaga menjadi tanggap darurat.
Peningkatan status dilakukan karena BPBD tidak memiliki lagi anggaran distribusi (dropping) air bersih sehingga bisa memperoleh tambahan melalui anggaran belanja tidak terduga (BTT).
Advertisement
BACA JUGA: Lahan Minim, Pemkot Jogja Bangun Parkir Vertikal
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan dana dropping air bersih sebesar Rp700 juta telah habis digunakan untuk menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 2.200 tangki. Sejak Selasa (19/10/2021), BPBD terpaksa menghentikan penyaluran air bersih di masyarakat.
Menurut dia dengan habisnya anggaran dropping membuat BPBD mengusulkan agar meningkatkan status kekeringan dari siaga darurat menjadi tanggap darurat. Keputusan ini diambil sebagai upaya menjamin pasokan air bersih di masyarakat karena intensitas hujan yang turun belum merata pada saat sekarang ini. “Dengan peningkatan status, maka kami bisa mengakses BTT sehingga ada tambahan dana dropping untuk kurun waktu satu bulan ke depan,” katanya, Senin (25/10/2021).
Edy mengungkapkan surat usulan peningkatan status kekeringan di Gunungkidul sudah diserahkan kepada Bupati Gunungkidul sejak satu pekan lalu. Meski demikian, hingga sekarang belum ada kepastian apakah usulan tersebut disetujui atau tidak.
“Kami masih menunggu persetujuan Bupati. Berhubung dana sudah habis, maka kegiatan dropping ikut dihentikan,” katanya.
Ditambahkan Edy, kekeringan di tahun ini ada 13 kapanewon yang mengajukan dropping air bersih.
Adapun proses penyaluran, BPBD tidak melakukan sendiri karena juga ada bantuan dari pihak ketiga serta dropping mandiri dari kapanewon. “Untuk pihak ketiga di tahun ini ada bantuan sebanyak 113 tangki,” katanya.
Panewu Tanjungsari, Rakhmadian Wijayanto mengatakan kalurahan di wilayahnya termasuk daerah terdampak kekeringan. Program dropping air terus dilakukan secara swadaya serta mendapatkan bantuan dari BPBD Gunungkidul.
“Ada koordinasi agar bantuan tepat sasaran. Untuk dropping, kami menangani di empat kalurahan, sedangkan untuk Kalurahan Banjarejo bantuannya ditangani oleh BPBD Gunungkidul,” katanya.
Meski tidak menyebut nominal, Rakhmadian mengakui dana dropping masih mencukupi. Diperkirakan anggaran yang dimiliki masih mencukupi untuk penyaluran sampai November mendatang. “Masih aman dan dropping jalan terus, meski hujan mulai turun,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Bamuskal hingga Panewu Akan Dilibatkan Tahapan Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah di Bantul
- DPRD DIY Apresiasi Realisasi APBD 2024, Dorong Optimalisasi Aset untuk Tambah PAD
- Porda XVII DIY 2025: Sleman Mulai Siapkan OPD Pendamping Cabor Demi Membidik Juara Umum
- Hingga Mei 2025, Pemerintah Salurkan Duit Ratusan Miliar Bantuan Sosial di DIY
- Anggota Polsek Imogiri Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Beruntun di Banguntapan Bantul
Advertisement
Advertisement