Advertisement
Tak Terserap Maksimal, Sisa Dana Droping Dikembalikan ke Kas Daerah
Ilustrasi. - JIBI/Sunaryo Haryo Bayu
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—BPBD Gunungkidul memastikan anggaran droping air bersih yang dialokasikan di 2025 tidak terserap secara optimal. Adanya fenomena kemarau basah membuat stok air di masyarakat masih tersedia sehingga droping yang dilaksnaakan tidak sesuai dengan perencanaan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Edy Winarta mengatakan, tahun ini mendapatkan alokasi anggaran droping air bersih sebanyak Rp282,8 juta. Meski demikian, pagu ini tidak terserap secara penuh karena hanya mampu tersalurkan ke masyarakat sebesar Rp134,5 juta.
Advertisement
“Masih ada sisa sekitar Rp148,2 juta,” kata Edy, Selasa (23/12/2025).
Menurut dia, sesuai dengan ketentuan, maka sisa pagu anggaran droping akan dikembalikan ke kas Daerah untuk menjadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran [Silpa] di 2025. “Tidak masalah memang faktanya tidak bisa terserap secara menyeluruh. Jadi, sisa anggarannya dikembalikan ke pemkab,” ungkapnya.
BACA JUGA
Edy mengakui anggaran droping tidak terserap secara maksimal dikarenakan adanya fenomena kemarau basah. Meski sudah memasuki musim kemarau, tapi hujan masih turun sehingga berdampak terhadap stok air bersih di masyarakat yang seringkali menjadi langganan kekeringan.
“Hujan turun sepanjang tahun sehingga airnya bisa menjadi stok di masyarakat. akibatnya, permintaan air bersih tidak sebanyak dengan tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Hal tak jauh berbeda disuarakan oleh Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono. Menurut dia, dampak kekeringan di Bumi Handayani tidak separah di tahun-tahun sebelumnya. Fenomena kemarau basah yang terjadi di 2025 ikut berpengaruh terhadap penyaluran air bersih ke warga yang membutuhkan.
Ia mengakui, sudah mengalokasikan bantuan sebanyak 1.500 tangki. Namun, hingga musim hujan datang di akhir Oktober ini tidak terserap semuanya sehingga ada sisa anggaranya.
“Kemarau basah membuat wilayah Gunungkidul tetap mendapatkan kiriman hujan, meski musim kemarau,” katanya.
Disinggung mengenai lokasi penyaluran air bersih, Purwono mengakui dilakukan pengiriman ke sejumlah kapanewon seperti Tepus, Rongkop, Saptosari, Patuk, Gedangsari hingga Ngawen.
“Tahun ini, kapenwon yang meminta bantuan air bersih tidak sebanyak seperti tahun-tahun sebelumnya. Untuk saat ini, pelaksanaan droping air sudah dihentikan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
9 Desa Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Tahun di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




