Advertisement

Hujan Badai Melanda Sleman, Ini Sejumlah Kerusakan yang Terjadi

Lugas Subarkah
Kamis, 03 Februari 2022 - 20:27 WIB
Bhekti Suryani
Hujan Badai Melanda Sleman, Ini Sejumlah Kerusakan yang Terjadi Baliho roboh menimpa jaringan listrik di Ringroad Utara, timur simpang empat UPNVY, Kamis (3/2/2022) - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Cuaca ekstrem melanda wilayah DIY pada Kamis (3/2/2022). Sejumlah kerusakan terjadi di Sleman.

Hujan dan angin kencang mengakibatkan kerusakan di sejumlah titik di Sleman, Kamis (3/2/2022). Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Bambang Kuntoro, menuturkan hujan dan angin kencang mulai terjadi pukul 11.31 WIB di Kapanewon Pakem.

Advertisement

Hujan deras di Pakem mengakibatkan sebanyak 24 truk terjebak lahar hujan. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini dan truk sudah berhasil dievakuasi. Di Kapanewon Depok dan Gamping, hujan dan angin kencang mengakibatkan sejumlah kerusakan.

Di Ringroad utara sebelah timur simpang empat UPNVY, satu baliho roboh menimpa jaringan listrik. “Kemudian di Ring Road Utara, depan Casa Grande, Kalurahan Maguwoharjo, ada pohon tumbang menutup akses jalan. Di Kledokan, Kalurahan Caturtunggal, ada Baliho roboh mengganggu akses jalan,” ujarnya.

BACA JUGA:Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Ini Imbauan Sultan  

Kemudian di Kapanewon Gamping, tepatnya di Jalan Siliwangi Ring Road Barat, Nusupan, Kalurahan Trihanggo, ada pohon tumbang menutup akses jalan. Di Kaliurang, hujan deras menyebabkan meluapnya aliran air hingga ke terminal. Meski menimbulkan tanah berlumpur, tidak ada kerusakan dalam kejadian ini.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, mengatakan meski terjadi cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir, saat ini belum terbentuk adanya bibit siklon baru. Analisis cuaca sementara menunjukkan adanya pusat tekanan rendah di sebelah barat Australia meningkatkan aliran udara dari Asia melewati wilayah Jawa termasuk DIY.

“Kelembapan relatif yang tinggi pada lapisan 850-500 mb, berkisar antara 80-90 persen mendukung terbentuknya awan cumulonimbus di wilayah DIY. Analisa Citra satelit himawari dan Radar Cuaca menunjukan adanya pertumbuhan awan konvektif  atau cumulonimbus,” katanya.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, mengatakan hujan juga terjadi di puncak Gunung Merapi pada Kamis (3/2/2022) mulai pukul 11.37 WIB dengan total curah 15 mm.

Kondisi Gunung Merapi saat ini masih dalam status Siaga, dengan sejumlah aktivitass erupsi seperti awan panas, lava pijar dan kegempaan. Kedua kubah lava juga masih terus tumbuh. Berdasarkan pengamatan terakhir, kubah barat daya memiliki volume 1.670.000 meter kubik. Sementara kubah tengah kawah, sebesar 3.007.000 meter kubik.

Ketika terjadi hujan, masyarakat yang masih beraktivitas di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi agar mewaspadai bahaya lahar hujan. “Rekomendasi bahaya sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement