Advertisement

Promo November

24 Truk Terjebak di Sungai Boyong, Hujan Tumpah saat Truk Tengah Mengantre

Lugas Subarkah
Kamis, 03 Februari 2022 - 18:57 WIB
Bhekti Suryani
24 Truk Terjebak di Sungai Boyong, Hujan Tumpah saat Truk Tengah Mengantre Truk terjebak lahar hujan di sungai Boyong, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kamis (3/2/2022) - Ist BPBD Sleman

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Hujan deras yang mengguyur kawasan Pakem, Sleman menyebabkan puluhan truk terjebak. Hujan tumpah saat tengah terjadi antrean truk.

Sebanyak 24 truk penambang pasir terjebak di Sungai Boyong, di lereng Turgo, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, setelah terjadi hujan deras di sekitar Gunung Merapi yang mengakibatkan meluapnya aliran sungai, Kamis (3/2/2022) siang.

Advertisement

Kabid Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Sleman, Bambang Kuntoro, menjelaskan hujan dengan intensitas tinggi di lereng atas Merapi arah aliran sungai boyong ini menyebabkan aliran lahar hujan sekira pukul 12.30 WIB.

Di waktu bersamaan, jalur truk penambang pasir yang hanya satu sedang terjadi antrean panjang lantaran ada truk yang mengalami kerusakan as. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, lantaran para awak truk langsung lari menyelamatkan diri. “Tidak ada korban. Mereka sudah lari semua meninggalkan truknya,” ujarnya.

BACA JUGA:5 Desa Wisata di Lereng Merapi, Adem, Mainannya Edukatif

TRC dan Sarlinmas langsung mendatangi lokasi dan melakukan evakuasi manual tak lama setelah kejadian. Evakuasi dilakukan setelah aliran air mulai berkurang. Truk kata dia, rata-rata terjebak lahar hujan di kedalaman sekitar satu meter.

“Kalau butuh alat berat nanti yang punya alat berat siapa, nanti komunikasi dengan PU [Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman]], mungkin yang punya alat berat untuk membantu evakuasi atau mungkin dengan rekan-rekan yang punya crane,” katanya.

Ia mengimbau para penambang untuk lebih waspada terutama dalam kondisi Gunung Merapi sedang erupsi dan cuaca ekstrem seperti saat ini. “Kalau mau mengais rezeki lewat Merapi ya dengan situasi seperti ini harus waspada betul. Kalau yang ditamoni lagi enggak mau ditamoni baru mengeluarkan awan panas, baru gede-gede luncuran lava, hujan deras di atas, itu mbok nyingkir dulu,” ujarnya.

Ia juga berharap dioptimalkannya fungsi paguyuban penambang yang dikoordinir oleh masyarakat setempat. Melalui radio komunikasi, harus ada yang memantau kondisi di atas. Hal ini kata dia, sudah disampaikan Pemkab SLeman kepada para penambang.

“Kemudian hujan deras ya nyingkir dulu, naik dulu semua. Tidak serta merta ngeyel 'udane biasa', nggak boleh. Kita kan nggak tau seperti apa di atas, kita harus lihat situasi dulu. Jangan memaksakan kehendak,” ungkapnya .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement