Advertisement
Persiapan Serangan Umum 1 Maret Dilakukan Via Whatsapp? Ini Penampakannya di Vredeburg

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Kisah perjuangan berbagai elemen masyarakat bersama TNI dalam melakukan Serangan Umum 1 Maret di Kota Jogja selalu menarik diikuti. Kolaborasi antara seni, teknologi dengan benda bersejarah menghadirkan pameran bertajuk Daulat dan Ikhtiar di Benteng Vredeburg yang mulai dibuka pada Selasa (1/3/2022).
Salah satu yang cukup menarik perhatian pengunjung adalah komunikasi persiapan para pejuang saat akan melakukan serangan terhadap Belanda di Kota Jogja pada pagi buta. Komunikasi ini dihadirkan melalui pesan Whatsapp yang saat ini paling populer di masyarakat.
Advertisement
Di pamerkan penggalan-penggalan komunikasi para pejuang dalam sebuah Whatsapp Grup bernama SERANGAN OEMOEM.
"Fokus mandat Sultan demi Republik ini," begitu tertulis dalam percakapan grup WA seorang komandan pejuang mengingatkan anak buahnya.
"Siap Komandan," tulis Yudi Jarkoni pasukan dari Segoroyoso, Bantul.
"Katanya Sinuwun juga sudah kontak sama Jenderal Sudirman dan langsung ngerahin batalyon buat serangan hari ini," tulis Amri Soemarno dari Pejuang Hizboellah.
Baca juga: Serangan Umum 1 Maret: Cara Elegan Sultan Jogja Taklukkan Tentara Belanda
"Mestinya cuma enam djam," tulisnya lagi.
Kurator Pameran Daulat & Ikhtiar Museum Benteng Vredeburg Miekke Susanto menjelaskan komunikasi para pejuang yang dibikin seolah via Whatsapp telah melalui proses riset. Sehingga nama-nama yang disebutkan seolah sedang berkomunikasi via WA tersebut memang terlibat dalam serangam umum 1 Maret. Begitu juga komunikasi memang benar-benar terjadi, hanya sedikit diberikan inovasi.
"Kalau komunikasi memang benar ada hanya diwujudkan seolah lewat WA grup. Kemudian ada stiker WA seperti sekarang," kata Dosen ISI Jogja ini.
Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Suharjo menjelaskan dalam pameran kali ini memang tidak sekadar menampilkan koleksi seperti tahun sebelumnya. Namun melalui kolaborasi dengan akademisi dan seniman sehingga mampu menghadirkan informasi sejarah yang mudah diterima masyarakat. Salah satunya terkait komunikasi WA tersebut merupakan inovasi penyampaian informasi sehingga masyarakat mudah mencerna.
"Harapannya museum ini menjadi jendela atau pintu gerbang bagi masyarakat untuk memahami masa lalu, masa kini dan masa mendatang. Dengan menggandeng seniman ini melihat koleksi direpresentasikan lagi dalam wujud koleksi baru tetapi menjadi interpretasi menggambarkan peristiwa sejarah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Kulonprogo Lelang Jabatan Kepala Kesbangpol dan BPBD, Sekda: Penentu Akhir di Tangan Bupati
- DPAD DIY Gelar Festival Literasi Jogja 2025, Cek Tanggalnya di Sini
- Gempa Bumi Magnitudo 2-2,7 Guncang Wilayah Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul pada Kamis Pagi Ini
- Petani di Bantul Kesulitan Produksi Garam, Ini Penyebabnya
- Keputusan MK 135 Belum Jadi Solusi Persoalan Demokrasi Elektoral
Advertisement
Advertisement