Advertisement

Sudah Pegangan Tiang, Warganet Masih Penasaran Cara Pit Dhuwur Berhenti di Bangjo

Bernadheta Dian Saraswati
Selasa, 15 Maret 2022 - 10:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Sudah Pegangan Tiang, Warganet Masih Penasaran Cara Pit Dhuwur Berhenti di Bangjo Tangkapan layar pengguna sepeda tinggi alias pit dhuwur melintas di jalan raya. - Instagram @jogja24jam

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Belakangan ini, banyak orang kegandrungan kegiatan bersepeda. Namun tidak semuanya menjadi penggemar sepeda tinggi alias pit dhuwur.

Selain butuh keahlian khusus, mengayuh sepeda tinggi juga butuh keberanian. Sepeda ini memiliki tinggi lebih dari dua meter sehingga tidak semua orang berani untuk menaikinya.

Advertisement

Tidak hanya Jogja, pecinta pit dhuwur juga tersebar di beberapa daerah. Keberadaannya sudah dikenal masyarakat sebagai sebuah hobi yang unik dan menantang. Meski sudah dikenal, masih ada yang bertanya-tanya bagaimana cara mereka naik, mengayuh, dan turun dari sepeda tinggi itu. Bahkan pertanyaan lain yang kerap muncul adalah bagaimana sepeda itu berhenti di traffic light atau orang Jogja menyebutnya dengan bangjo.

Baru-baru ini, sebuah video yang viral di media sosial dianggap menjawab rasa penasaran masyarakat itu. Video akun Instagram @halojogjakarta yang diunggah oleh akun @jogja24jam memperlihatkan seorang pria sedang menaiki sepeda tinggi.

Sampai di lampu merah, ia tidak turun tetapi mencari tiang untuk berpegangan. Tepat di tempat pemberhentian itu, tangan kirinya langsung meraih sebuah plang rambu-rambu lalu lintas yang ada di pinggir jalan.

Si pesepeda itu lantas berhenti dengan memegang rambu-rambu tersebut sembari menunggu lampu hijau. Sayangnya, ia memegang rambu-rambu bertuliskan dilarang setop yang berarti tidak boleh berhenti di situ.

Baca juga: Wali Kota Ingatkan Wisata Sepeda di Jogja Harus Patuh Tatib Lalu Lintas

Seakan menjawab tanda tanya besar masyarakat selama ini tentang bagaimana pengguna sepeda tinggi itu berhenti, dalam video dituliskan "akhirnya bisa tidur nyenyak". Begitu pula dalam caption postingan itu. "Gimana, sekarang udah gak penasaran lagi kan?," tulis @jogja24jam.

"Suwun mas e yg rekam, jasamu besar bagi netijen," tulis salah satu warganet dengan akun @tiyaradwi.

Namun banyak yang masih tetap penasaran, bagaimana jika tidak ada tiang untuk pegangan.

"Kalo gada tempat buat pegangan kemana megangnyaa," tanya @indahmishwari.

"Klo rombongan ....pie jal," timpal @liemyoemey.

"Legaaa rasanyaaa...???? lha nek mereka rombongan piye??," tanya @anggrianiisria.

"Kalo ga nemu pegangan kepiye," tulis @charullawardani.

Menjawab penasaran itu, R. Arip Buwono, salah satu pecinta sepeda tinggi di Jogja menjelaskan selama ini banyak cara yang dilakukan pesepeda tinggi untuk berhenti di jalan. Bisa berpegangan tiang, bisa turun dari sepeda, atau pegangan bak truk. "Atau kalau enggak, sebelum beberapa meter dari penggendara lain kita turun, kaki kanan kemudian lompat perlahan," tutur Arip kepada Harianjogja.com, Selasa (15/3/2022).

Namun bagaimana jika sama sekali tidak ada tiang, tidak ada truk, kondisi jalan padat kendaraan sehingga tidak memungkinkan untuk turun?

"Kami dari beberapa ada juga yang stay diatas sepeda tinggi seiring detik lampu merah. Enggak jatuh sih selagi kita bisa kasih penempatan kepada penggendara di sekitar kita," kata Arip. 

Stay di atas sepeda dinamanakan trackstand. Selain menjadi cara terakhir, trackstand dipilih agar pesepeda tidak capai naik turun. Dibutuhkan keseimbangan serta konsentrasi yang ekstra untuk bisa melakukan trackstand ini. 

"Saya nyoba paling lama 90 detik ke atas, itu kira-kira ada di bangjo daerah Pingit Jogja," kata Arip. Namun ia juga pernah stay hingga 25 menit dalam sebuah perlombaan trackstand di sepeda tinggi. 

Arip mengatakan sebaiknya pecinta sepeda tinggi memiliki keahlian trackstand ini untuk mengantisipasi jika di jalan tidak ada tempat untuk berhenti. Untuk kalangan anak-anak memang disarankan untuk turun, meski trackstand juga bisa dilatih sedari dini. 

Trackstand juga dipilih agar tidak membahayakan penggendara di sekitar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Instagram

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Israel Jadikan Makanan dan Bantuan Kemanusiaan sebagai Senjata Perang, PBB: Itu Kejahatan!

News
| Rabu, 14 Mei 2025, 11:27 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya

Wisata
| Senin, 12 Mei 2025, 13:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement