Advertisement

Pro Kontra Mengaji Massal di Malioboro, Begini Penjelasan Lengkap Penyelenggara

Sunartono
Sabtu, 02 April 2022 - 18:17 WIB
Budi Cahyana
Pro Kontra Mengaji Massal di Malioboro, Begini Penjelasan Lengkap Penyelenggara Jalur pedestrian Malioboro, Jogja, Rabu (9/2/2022). - Harian Jogja/Maya Herawati

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Mengaji massal atau membaca Al-Qur'an secara flashmob melibatkan ribuan orang di sepanjang jalur pedestrian Malioboro Jogja menimbulkan pro dan kontra di dunia maya. Penyelenggara pun memberikan penjelasan lengkap terkait kegiatan yang digelar selama 15 menit tersebut.

BACA JUGA: 3 Pohon Beringin di Alun-Alun Utara Tumbang, Begini Makna Pohon Beringin bagi Kraton Jogja

Advertisement

Penyelenggara kegiatan yang juga Kepala Badan Wakaf Al Quran Jogja Narko Abu Fikri menjelaskan kegiatan mengaji di Malioboro itu sebenarnya hanya untuk syukuran karena sejak 2018 hingga 2021 pihaknya telah menyalurkan sebanyak 30.000 mushaf Al-Qur'an di DIY dan sekitarnya. Selain itu, mengaji massal diadakan di Malioboro bertepatan dengan momentum menjelang Ramadan. Jemaah membaca Surat Yasin sekitar 10 menit sampai 15 menit. 

"Kami membaca sekitar 10 sampai 15 menit Surat Yasin. Ini digelar untuk menyambut Ramadan atau Tarhib Ramadan istilahnya," katanya kepada Harianjogja.com, Sabtu (2/4/2022).

Adapun peserta mengaji di Malioboro 1.000 santri lebih. Ia tak mempersoalkan jika ternyata kemudian kegiatan itu viral di medsos. "Kalau viral ya memang itu yang kami harapkan, karena memang biar masyarakat muslim ini kembali membaca Al-Qur'an," ucapnya.

Ia mengamati ada pihak yang pro dan kontra dengan kegiatan Mengaji di Malioboro terutama di medsos. Menurutnya hal itu biasa saja, sesuatu kegiatan yang baru tentu ada yang mendukung dan menolak. Tetapi baginya hal itu memberikan kebaikan dan mestinya didukung, bukan ditolak.

"Itu kan positif ibadah, selain itu tidak mengganggu orang, tidak pakai toa, tidak pakai suara keras, tidak mengganggu jalan. Kalau memang negatif apanya yang negatif, saya sebenarnya bertanya pada yang menolak itu negatifnya di mana?" ujar pengasuh Ponpes Nurul Qowwy Sleman ini.

Narko mengatakan sejumlah wisatawan di sekitar Malioboro ada yang merasa terharu dan menangis.

"Dan tidak ada yang teriak mengusir kami, tidak ada," ujanya.

BACA JUGA: 10 Juta Orang Diprediksi Naik Pesawat saat Mudik Lebaran Tahun Ini

Malioboro dipilih karena lembaga wakaf butuh branding agar dikenal masyarakat.

"Menurut kami di Jogja yang menarik di Malioboro. Kebetulan acara puncaknya di Hotel Grand Inna Malioboro itu kegiatan Jogja Mengaji," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement