Advertisement

Promo November

Rencana Pembangunan Tugu Tobong di Bundaran Siyono Gunungkidul Tuai Kritik

David Kurniawan
Selasa, 12 April 2022 - 20:27 WIB
Budi Cahyana
Rencana Pembangunan Tugu Tobong di Bundaran Siyono Gunungkidul Tuai Kritik Perbatasan Gunungkidul dengan Bantul di Kecamatan Patuk, Gunungkidul. - Harian Jogja/Galih Eko Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Rencana Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul membangun miniatur tugu tobong gamping pengganti pengendang di Bundaran Siyono, Logandeng, Playen menuai kritik.

BACA JUGA: Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo Mulai Merambah ke Tamanmartani  

Advertisement

Satu kritikan disuarakan seniman sekaligus pegiat budaya di Gunungkidul, Andi Kartojiwo.

“Tobong merupakan alat untuk pengolah batu kapur menjadi gamping. Artinya ada eksploitasi batu kapur. Jangan sampai pembangunan tersebut malah menimbulkan opini persetujuan untuk eksploitasi sumber daya alam,” katanya, Selasa (12/4/2022).

Andi mengatakan tobong gamping pernah menjadi usaha ekonomi bagi masyarakat di Gunungkidul yang dilakukan secara tradisional. Meski demikian,  sekarang usaha tobong sudah tidak ada lagi. “Saya kira bisa diganti ikon yang tidak kontroversial karena tobong lebih condong ke usaha pertambangan dengan mengeksploitasi lingkungan,” ujarnya.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Stefanus Sujoko, warga asal Siyono, Logandeng. Ia mendukung penataan wajah kota yang dilakukan Pemkab Gunungkidul.

Meski demikian, patung pengendang di Bundaran Siyono tidak perlu dihilangkan. Menurut dia, patung yang sekarang ada sudah sangat identik dengan budaya Gunungkidul. Patung itu terkait dengan seni campursari yang pertama kali diciptakan oleh maestro seni musik Manthous, seniman Gunungkidul.

“Kebetulan tidak jauh dari bundaran di sisi barat tepatnya di jalan Siyono ke arah Playen ada Jalan Manthous, maestro campursari yang sudah sampai tingkat nasional,” katanya.

BACA JUGA: Viral Kereta Api Lewat Depan Teras Rumah di Pengok, Warga Malah Menikmati

Ia berharap agar penataan tersebut benar-bear dikaji ulang dengan berbagai sudut pandang sehingga tidak terjadi salah paham di masyarakat. “Ikon yang dibangun harus menjadi kebanggaan warga dan bukan malah sebaliknya,” kata Sujoko.

Sebelumnya, DPUPRKP Gunungkidul mengalokasikan anggaran Rp9,4 miliar untuk menata wajah ibukota kabupaten. Salah satun programnya adalah mengganti patung pengendang dengan miniatur tugu tobong gamping di Bundaran Siyono.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina

News
| Jum'at, 22 November 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement