Advertisement
Beri Contoh Negara G20, Kominfo Akan Mulai Pengukuran Kecakapan Digital di 2022

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Negara G20 sepakat dengan pengukuran kecakapan digital masyarakat. Hal itu dibahas di workshop dalam rangkaian Digital Economy Working Group (2nd DEWG Meeting) G20 di Jogja, Kamis (19/5/2022).
Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi menjelaskan semua anggota delegasi memahami pentingnya pengukuran kecakapan digital untuk mengetahui dan mengevaluasi kebijakan dalam mengembangkan literasi digital baik di Indonesia maupun negara lain di dunia. Hal ini penting karena dengan mengukur kecakapan digital bisa mengetahui kesiapan masyarakat dalam menghadapi era digital.
Advertisement
"Ini sangat penting bagi negara manapun," katanya dalam konferensi pers di Hotel Tentrem, Kamis (19/5/2022).
Ia mengatakan para delegasi G20 memberikan dukungan terkait penyusunan instrumen pengukuran kecakapan digital. Bahkan untuk Indonesia melalui Kementerian Kominfo akan melakukan pengukuran literasi digital dan kecakapan digital secara komprehensif mulai 2022.
Di tahun ini Kominfo akan mengukur indeks masyarakat digital. Hasilnya akan dirilis pada awal 2023. Program ini dilakukan sebagai contoh bagi negara G20 lainnya.
"Ini sebagai salah satu komitmen Indonesia tidak sekadar hanya mengusulkan ke negara lain di dunia untuk menyusun instrumen ini. Tetapi kami juga langsung mengimplementasikan sejumlah usulan di sidang G20 ini," katanya.
Secara umum pelaksanaan sidang kedua selama tiga hari yang digelar di Jogja berjalan lancar. Ia mendatangi satu per satu delegasi dan semuanya memberikan apresiasi atas keramahan dan layanan yang diberikan selama presidensi.
"Mereka senang dengan keramahtamahan kita, bahkan beberapa delegasi akan membawa keluarganya suatu saat datang ke Indonesia karena sudah melihat betapa indahnya Indonesia," katanya.
Ia mengatakan sejumlah parameter untuk mengukur kecakapan digital di antaranya kemampuan atau respons masyarakat dalam menerima suatu informasi. Karena salah satu tantangan di era saat ini adalah kekacauan informasi. Jika masyarakat mampu memilah dan memilih informasi dengan baik sebagai tanda bahwa masyarakat lebih dewasa dalam kecakapan digital.
"Sehingga bagaimana masyarakat merespons sebuah informasi itu akan menjadi ukuran penting,” jelasnya.
Parameter lain yaitu sebesar-besar pemahaman masyarakat terhadap kecakapan digital dan kecerdasan buatan. Tidak terbatas pada ilmu tertentu, namun seluruh masyarakat maupun mahasiswa butuh kecerdasan buatan dan kecakapan digital.
"Setidaknya mereka memahami apa itu big data, apa itu keamanan siber," katanya
Kepala Badan Litbang SDM Kominfo Hary Budiarto menyatakan dalam pelaksanaan workshop on the G20 toolkit for measuring digital skills and digital literacy tersebut para delegasi G20 sepakat dengan pengukuran kecakapan digital secara global. Melalui hasil pengukuran itu bisa menjadi dasar dalam menentukan kebijakan secara global.
"Proses workshop berjalan lancar dan semua delegasi mengapresiasi," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Investigasi Kebocoran Soal ASPD, Guru SMPN 10 Jogja Tidak Terbukti Membocorkan Soal
- Jogja Food & Beverage Expo, Ajang Pebisnis Makanan Minuman Suguhkan Tren dan Inovasi
- Dua TPR Menuju Pantai Bakal Dipindah, Pemkab Gunungkidul Sediakan Rp2 Miliar untuk Pembebasan Lahan
- Disdikpora DIY Paparkan Cara Guru di Jogja Bocorkan Soal ASPD
- Polisi Periksa 12 Orang Terkait Dugaan Kasus Mafia Tanah yang Menimpa Mbah Tupon
Advertisement