Advertisement

Ngeri, Begini Gaya Belasan Pelajar di Bantul Bawa Sajam Sambil Menakut-nakuti

Ujang Hasanudin
Minggu, 22 Mei 2022 - 15:47 WIB
Bhekti Suryani
Ngeri, Begini Gaya Belasan Pelajar di Bantul Bawa Sajam Sambil Menakut-nakuti Kasat Reskrim Polres Bantul, Archye Nevadha (dua dari kanan) saat menunjukan barang bukti senjata tajam dan belasan remaja yang konvoi dan hendak menyerang sekolah lain di Mapolres Bantul, Sabtu (21/5/2022)-Ist - Dok.Humas Polres Bantul

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Kepolisian Resor Bantul meringkus sebanyak 17 remaja yang merupakan pelajar sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah Kapanewon Kretek, Bantul. Penangkapan tersebut setelah adanya video yang viral segerombolan remaja yang konvoi membawa sajam di Jalan Samas.

“Mereka kebut-kebutan, menggunakan senjata tajam untuk menakut-nakuti sekolah lain. Rombongan geng tersebut, merupakan salah satu SMA yang ada di wilayah Kretek, dan rencananya mereka akan mendatangi salah satu SMA di wilayah Bambanglipuro,” kata Kasat Reskrim Polres Bantul, Archye Nevadha saat dalam jumpa pers di Mapolres Bantul, Sabtu (22/5/2022).

Advertisement

Archye mengatakan awalnya mendapati video yang beredar di masyarakat terkait segerombolan remaja yang mengendarai sepeda motor secara ugal-ugalan di Jalan Samas. Dalam video tersebut juga terlihat ada yang membawa senjata tajam jenis celurit yang diseret ke aspal sehingga menimbulkan percikan api, kemudian ada juga yang mengayunkan sabuk yang dilengkapi dengan gir.

BACA JUGA: Kekerasan terhadap Jurnalis: Kematian Udin di Jogja Disorot di Malaysia

Menurutnya, video tersebut terjadi pada Kamis (19/5/2022) sore, sekitar pukul 15.00 WIB. Yang merekam aksi konvoi tersebut adalah siswa dari salah satu SMA di Kretek. Pihaknya kemudian menindaklanjuti video tersebut dan diketahui berasal dari salah satu SMA dan SMP di wilayah Kretek. Pada Jumat (20/5/2022) polisi langsung menangkap para pelajar tersebut di rumah dan di sekolah.

Dari 17 remaja yang ditangkap, hanya dua orang yang membawa senjata tajam, masing-masing berinisial MC, 14, seorang pelajar kelas VIII atau kelas II SMP. MC ditangkap pada hari jumat dan dari penangkapan tersebut, kemudian berkembang, satu-satu persatu polisi mengamankan remaja yang terlibat dalam aksi tersebut.

Setelah menangkap MC, polisia kemudian menangkap teman-teman MC hingga berjumlah 17 orang. Selain MC yang membawa senjata tajam jenis celurit, YG, 16, pelajar kelas X atau kelas I SMA juga membawa sajam jenis ikat pinggang yang dilengkapi gir.

“MC ini berperan sebagai eksekutor dan dia membawa senjata tajam jenis celurit. Dalam video dia sempat menggesekkan clurit tersebut ke jalan menimbulkan percikan api. Kemudian YG, memutar-mutarkan sabuk yang ujungnya dikaitkan gir motor. Apabila ini mengenai orang bisa sangat melukai,” katanya.

Archye mengaku masih mengembangkan kasus tersebut dan tidak menutup kemungkinan yang ditangkap bisa bertambah, termasuk yang jadi tersangka. Sejauh ini baru dua yang ditetapkan sebagai tersangka karena kepemilikan senjata tajam, yakni MC dan YG. Keduanya ijerat dengan Pasal 2 ayat 1 Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.

Lebih lanjut Archye menjelaskan, dari hasil pemeriksaan sementara, mereka yang ditangkap berasal dari salah satu SMA di Kapanewon Kretek. Mereka bermaksud menyerang salah satu SMA di Kapanewon Bambanglipuro.

“Hasil pemeriksaan pelajar SMA di kretek tidak terima saat pelajar SMA dari Bambanglipuro lewat di depan sekolah dan menggeber-geberkan knalpot, dan itu dianggap menantang,” jelasnya.

Pelajar dari Kretek pun berinisiatif membalas dan akan menyerang balik pelajar dari Bambanglipuro. Tapi untuk SMA lawan, pada saat didatangi, karena waktu itu sudah sore kondisi sekolah dalam keadaan kosong.

Sementara itu, dihadapan petugas, MC mengaku mendapatkan celurit itu dari pasar online dan rencana akan dipajang. Meskipun beda tingkatan, MC berkenan diajak karena kebanyakan pelaku adalah teman main. Sementara YG mengaku sabuk berkepala gir itu dibuat sendiri dan rencana sebagai hiasan.

“Kami tidak terima sekolah kami diserang duluan. Akhirnya kami sepakat membalas serangan,” kata YG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas

News
| Rabu, 24 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement