Mahasiswa Gelar Aksi Dukung Daerah Otonom Baru Papua di Tugu Jogja
Jum'at, 10 Juni 2022 - 15:47 WIB
Bernadheta Dian Saraswati

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pendukung Daerah Otonom Baru (AMP DOB) menggelar aksi di sekitar Tugu Jogja, Jumat (10/6/2022). Aksi ini dalam rangka mendukung rencana pemekaran DOB di Papua.
Koordinator Lapangan Aksi, Arnold, mengatakan, aksi ini sebagai wujud demokratisasi dan dukungan bagi pemerintah pusat dalam upayanya menyejahterakan masyarakat Papua. Hal ini khususnya melalui rencana pemekaran DOB dan kelanjutan otonomi khusus (otsus).
"Sikap kami mendukung otsus Jilid II untuk kesejahteraan rakyat di Papua, mendukung rencana pemekaran DOB di Papua, mendukung dilanjutkannya tiga rancangan Undang-Undang Pemekaran di Tanah Papua," kata Arnold.
Selain itu, massa aksi juga mendukung dilanjutkannya rencana Pemekaran Provinsi di Tanah Papua, Papua Barat Daya, Papua Tengah, dan Papua Selatan. Dukungan juga pada Pembangunan Polres dan Kodim di Kabupaten Dogiyai demi keamanan masyarakat.
"Kami juga mendukung kelanjutan rencana pembangunan Bandara Antariksa di Biak dan menolak permintaan Hak Penentuan Nasib Sendiri/Referendum oleh kelompok kepentingan," katanya. "Aksi unjuk rasa AMP DOB dilakukan secara damai dan simpatik dengan tidak mengganggu masyarakat yang melintas maupun beraktifitas di sekitar Tugu Jogja."
Arnold juga mengutip pendapat dari peneliti ahli Gugus Tugas Papua UGM, Gabriel Lele. Dia menyebutkan bahwa dalam perspektif kebutuhan, usulan pembentukan DOB Provinsi Papua Tengah tidak hanya dilihat sebagai keniscayaan politik, tetapi juga menjadi keharusan secara sosial dengan terjadinya pertemuan antara aspirasi lokal dan kepentingan nasional.
"Oleh karena itu, usulan pembentukan DOB di Papua menjadi kebutuhan yang mendesak untuk diwujudkan," katanya.
Dari segi politik, pembagian Provinsi Papua menjadi tiga wilayah provinsi memberikan kesempatan kepada tiga putera terbaik Papua untuk menjadi gubernur. Dari segi ekonomi, ketiga wilayah tersebut mempunyai potensi sumber alam yang sama, yakni pertambangan. Dari aspek sosial budaya, pembinaan, dan pengembangan budaya serta adat-istiadat akan lebih efektif dilakukan.
"Pelayanan dan pelayanan sosial seperti pendidikan dan agama, sarana dan prasarananya dapat diperbaiki," kata Arnold.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Sempat Kejang-Kejang, Bayi 5 Bulan di Trenggalek Meninggal Usai Imunisasi
- Pengamanan Laga Tunda PSIS Vs Persebaya di Semarang, 4.700 Polisi Disiagakan
- RI Batal Tuan Rumah Piala Dunia U20, Erick Thohir: Saya Sudah Berjuang Maksimal
- Salurkan Zakat Lebih dari Rp173 M, BSI Bertekad Jadi Pondasi Ekonomi Syariah
Berita Pilihan
Advertisement

Geser Rusia, Amerika Kini Jadi Pemasok Minyak Mentah Terbesar Eropa
News
| Rabu, 29 Maret 2023, 23:07 WIB
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Wisata
| Selasa, 28 Maret 2023, 05:27 WIB
Advertisement
Berita Populer
- Cegah Kekerasan Jalanan, DPRD Bantul Pertimbangkan Aturan Jam Malam
- Kapolres Kulonprogo Dicopot dari Jabatannya, Buntut Penutupan Patung Maria
- Pemda DIY Siapkan 3 Langkah untuk Kawal Pembayaran THR Tepat Waktu
- Danramil Rongkop Terlibat Kecelakaan di Jalan Imogiri, 1 Meninggal Dunia
- Tok! Pilihan Lurah di Gunungkidul pada 2024 Dipastikan Ditunda
Advertisement