Advertisement

Sultan Singgung Orang Tua Sewa Rumah  Dekat Sekolah Agar Lolos Zonasi PPDB

Sunartono
Selasa, 14 Juni 2022 - 20:17 WIB
Bhekti Suryani
Sultan Singgung Orang Tua Sewa Rumah  Dekat Sekolah Agar Lolos Zonasi PPDB Sejumlah calon peserta PPDB 2018 mengisi formulir untuk mendaftar sekolah, Selasa (3/7 - 2018).Harian Jogja/Uli febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta para orang tua yang mendampingi anak mencari sekolah melalui pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2022 lebih bijak. Orangtua diminta memberikan dorongan kesadaran mental anak agar tidak harus memilih sekolah favorit. 

Sultan menyinggung soal adanya orang tua yang melakukan apa pun demi anaknya mendapatkan sekolah yang diinginkan. Bahkan beberapa tahun sebelumnya termasuk menyewa rumah di dekat sekolah agar masuk ke zonasi. Akan tetapi kasus tersebut tidak terjadi lagi karena sudah dilakukan antisipasi sebelum Pergub PPDB diterbitkan.

Advertisement

"Itu kasus-kasus yang dulu terjadi, karena ingin diterima di sekolah A, dia menyewa rumah [pindah KK] di dekat sekolah biar diterima [di sistem zonasi]. Begitu sudah diterima [di sekolah A], kembali ke rumah asalnya. Itu memang pernah terjadi dan sudah kami pikirkan antisipasinya sebelum keputusan [Pergub PPDB] itu diterbitkan," kata Sultan di sela-sela kunjungan ke Tarumartani, Selasa (14/6/2022)

BACA JUGA: Meski Ada Kasus Perizinan, Pemkot Minta Investor Tak Takut Tanam Modal di Jogja

HB X menambahkan perlu ada kesepakatan atau kebijaksanaan guru dan orang tua agar mental anak tidak turun ketika diterima di sekolah yang tidak sesuai keinginan. Tetapi sebaliknya, anak diberikan pemahaman bahwa jangan sampai orang yang pandai hanya berkumpul di satu sekolah saja. Jadi meskipun anak nilainya bagus tidak harus di sekolah favorit tetapi bisa di sekolah lain, sehingga memiliki potensi menjadi juara kelas. Berbeda dengan di sekolah favorit kompetitor lebih banyak. Menurut Sultan, ini bisa menjadi strategi agar anak bisa didorong dan memperbesar keyakinan mentalnya untuk belajar.

"Kalau yang pandai juga ke sekolah lain yang mungkin rata-rata [ibaratnya nilai] 7 dan dia mungkin mendapatkan [nilai] 8 berarti dia bisa juara kelas. Tetapi kalau yang pintar semua jadi satu, juara kelase mung siji kan bisa jadi problem sendiri bagi sekolah untuk melakukan branding. Ini kondisi real yang terjadi di publik," ucapnya.

Jarak memang sering menjadi persoalan saat sistem zonasi diterapkan di PPDB selama beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, kata Sultan, dengan telah dilaksanakan setiap tahun sehingga persoalan itu bisa diatasi. Di wilayah DIY seperti Kota Jogja termasuk luasnya kecil sehingga saat dahulu mendirikan sekolah tidak pernah mempertimbangkan soal jarak. Melainkan berdasarkan tanah yang kosong kemudian dibangun sekolah. Padahal soal jarak saat ini menjadi pertimbangan utama dalam PPDB. 

"Jadi akhirnya kita bisa menikmati sekolah [berdekatan] seperti SMA 3, SMA 6 dan SMA 9. Ora ngomong jarak, saya kira itu sudah kita pecahkan [masalahnya] beberapa tahun lalu. Bagaimana menyangkut itu bisa ada kompromi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement