Advertisement

Miris Melihat Pola Beragama di Indonesia, Gus Salam Bukukan Perjalanan Spiritualnya

Abdul Hamied Razak
Selasa, 13 September 2022 - 13:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Miris Melihat Pola Beragama di Indonesia, Gus Salam Bukukan Perjalanan Spiritualnya Gus Salam bersama sejumlah budayawan dan cendekiawan Jogja pada acara Soft Launching Buku Salik & Kebajikan di Hotel Bifa Jogja - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak

Advertisement

JOGJASalik atau pencari Tuhan dan kebajikan adalah dua hal tak terpisahkan. Keduanya yang menuntun seseorang untuk bermahabbah atau cinta Ilahi. 

Begitulah sekelumit isi buku Salik & Kebajikan karya Gus Salam YS, yang diperkenalkan kepada publik bersama sejumlah tokoh, di antaranya Prof Dr Gunawan Soemodiningrat (Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM), Dr Achmad Charris Zubair SU (Guru Besar Fakultas Filsafat UGM/Budayawan), dan RM Kukuh Hertriasning (pemerhati budaya Jawa) di Hotel Bifa Jogja.

Advertisement

Soft launching yang dirangkai acara talkshow ini diikuti puluhan peserta berbagai kalangan. "Ini buku pertama yang saya buat setelah perjalanan spiritual selama 36 tahun. Awalnya, saya kurang berani untuk menulis buku ini. Tapi, setelah bertemu Prof Gun dan berdiskusi dengan beliau, saya beranikan untuk menulis perjalanan rohani saya dalam rangka keilmuan untuk umat,” ujar Gus Salam melalui rilis yang diterima Harian Jogja, Selasa (13/9/2022).

Pria bernama lengkap Abdussalam Shohib merasa prihatin terhadap pola kehidupan beragama di masyarakat Indonesia, saat ini.  Bagaimana orang-orang yang mengaku beragama tetapi sikap dan perilakunya saling menjelek-jelekkan orang lain, saling menyalahkan satu sama lain, terlebih antaragama. 

Baca juga: Begini Kronologi Stiker Calon Lurah Nempel di Bansos BBM di Bantul

Padahal, sesungguhnya orang beragama itu ending-nya adalah kedamaian dan ketenangan diri, yakni akhlakul karimah. Karena itu, buku ini saya berharap, bisa menjadi penuntun para Salik atau orang-orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan secara lahir dan batin,” lanjut pengasuh Majelis Dzikir, Doa, dan Sholawat ‘Salam Warahmah’.

Gus Salam berharap, buku tersebut menjadi maping hidup yang akan mengantarkan hamba Allah sebagai Salik, agar tak tersesat dalam perjalanan spiritual secara lahir dan batinnya. “Fenomena kehidupan para hamba Allah, saat ini, banyak yang belum memiliki target output yang jelas dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Agama diturunkan di muka bumi untuk memperbaiki akhlak,” kata Gus Salam.

Prof. Gunawan mengaku, menemukan hakikat dari apa yang diajarkan orang tuanya. Yakni, tiga hal ajaran hidup, pertama tentang sangkan paraning dumadi. Lalu, manunggaling kawula lan gusti, dan memayu hayuning bawono.

“Setelah saya baca buku Gus Salam ini, ternyata ketiganya ada di buku ini. Buku ini isinya dalam, tapi begitu mudah dipahami. Dengan buku ini pun, saya menemukan ternyata mudah untuk jadi salik. Dan, ternyata manusia itu tidak cukup hanya sempurna, tapi juga harus paripurna,” ujar Prof Gun, sapaan Gunawan.

Hal senada disampaikan cendekiawan dan budayawan Kota Gede Jogja Achmad Charris Zubair. Dia menyebutkan, buku Salik & Kebajikan sebuah kajian besar untuk peradaban baru dunia keilmuan spiritual. “Dalam dunia science manusia itu ada dimensi fisik atau materialistik dan dimensi spiritual. Buku ini menjawab semuanya tentang dimensi spiritual yang seharusnya ada dalam seseorang. Bagi saya, buku Salik & Kebajikan ini akan menjadi kajian bagi peradaban baru,” kata salah satu Pengurus ICMI Korwil DIY itu.

Baca juga: Malioboro Mal Tidak Dikelola BUMD, Tapi Disewakan ke Manajemen Baru

Sementara RM Kukuh Hertriasning mengaku, buku setebal 430 halaman ini sebagai wujud nyata keilmuan Gus Salam tentang agama yang penuh kasih sayang. “Sejak saya mengenal beliau Gus Salam, saya percaya penuh keilmuan yang diajarkan beliau tentang agama yang semestinya penuh kedamaian, kasih sayang, harus wujud di setiap orang,” tambah Aning (sapaan akrabnya)

Selain tentang tuntunan sebagai Salik, buku ini menyajikan cerita-cerita pengalaman Gus Salam dan para salik lainnya, bagaimana manis getirnya perjalanan ruhani hingga menemukan cinta bersama Ilahi. Yakni, dalam perilaku kebajikan dan kasih sayang yang selalu diaplikasikan dalam kehidupannya sebagai wujud ‘sebaik-baiknya makhluk Allah’. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pembangunan Rusun ASN di IKN Capai 40 Persen

News
| Sabtu, 27 April 2024, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement