Advertisement
Kalurahan Didorong Ajukan Program Arsitektur Gaya Yogyakarta
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Paniradya Kaistimewan DIY mendorong kalurahan agar mengambil peluang pemanfaatan dana keistimewaan melalui program pembangunan arsitektur gaya Yogyakarta.
Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho, menjelaskan program arsitektur gaya Yogyakarta merupakan salah satu upaya Pemda DIY agar masyarakat dapat merasakan dana keistimewaan. Adapun sejumlah program yang sudah berjalan adalah pembangunan kawasan dengan bangunan arsitektur gaya Yogyakarta sebagai tempat pengembangan ekonomi.
Advertisement
Kemudian pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) dan program menopengi situs atau membangun rumah di sekitar situs cagar budaya. Dari seluruh program tersebut, semangat butuh keaktifan kelurahan. Oleh karena itu ia mendorong agar kalurahan aktif terhadap program tersebut.
"Intinya kami kalau ada konsep diajukan kemudian disepakati dan itu berguna bagi masyarakat ya ayo dilaksanakan. Kami sangat terbuka memberikan peluang bagi setiap kalurahan. Harapannya pada akhirnya bisa memberikan dampak ekonomi," katanya belum lama ini.
BACA JUGA: Kecam Pimpinan Panti Asuhan yang Cabuli Anak Asuhnya, Perindo DIY Akan Dampingi Korban
Ia mengatakan masyarakat bisa melihat potensi wilayahnya terkait pengembangan kemudian diusulkan ke kelurahan. Selanjutnya lurah memiliki peran penting dalam proses pengajuan setiap program arsitektur gaya Yogyakarta tersebut. Paniradya Kaistimewan DIY siap diajak diskusi terkait pengajuan proposal baik secara online maupun offline.
"Masyarakat bisa memilih, silahkan kira-kira program apa yang sekiranya bisa diajukan. Intinya ada tempat di mana, masyarakat punya potensi apa, didiskusikan agar jadi tidak sekadar usulan. Di lapangan setuju tidak, lurahnya ditanting [diberi tanggungjawab] berani tidak, jadi tidak sekadar proposal, kalau hanya proposal. Diskusi bisa dilakukan dengan berbagai cara bisa secara online," ucapnya.
Aris mengatakan salah satu program yang dapat dimanfaatkan adalah menopengi rumah warga di sekitar situs cagar budaya. Program ini sudah berjalan di sekitar Situs Kerto, Pleret, Bantul. Beberapa rumah di sekitar situs dibangun atau diperbaiki dengan bangunan gaya Yogyakarta. Program ini digulirkan agar rumah sekitar situs juga mendapatkan manfaat dan utamanya tidak kumuh.
BACA JUGA: Waswas Gedung Ambruk, Siswa SDN di Bantul Ini Tetap Bersekolah
"Yang ditopengi itu adalah situs jangan sampai hanya situsnya diurus tetapi masyarakat sekitarnya tidak diurus. Harapannya masyarakat mendapatkan manfaat dari pembangunan situs, salah satu dengan memfasilitasi pembangunan rumah warga di sekitarnya agar tidak kumuh," ujarnya.
Ia mengatakan dalam setiap program keistimewaan butuh komitmen dari seluruh sistem di kelurahan serta masyarakat. Karena komitmen itu yang dapat mempercepat proses pembangunan yang sepenuhnya diserahkan kepada kelurahan. "Ada desa memang larinya cepat dikerjakan secara cepat karena komitmen kelurahan dan masyarakat. Kalau yang lambat mengawalnya kami harus konsenrasi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- PENINGKATAN KAPASITAS SDM WISATA: Dispar DIY Gelar Pelatihan Penyelenggaraan Event
- Dari Luar Negeri? Jangan Lupa Isi e-CD Jika Turun di YIA
- 576.619 Penumpang Mudik Naik KAI Commuter Wilayah 6 Yogyakarta selama Lebaran 2024
- DPD Golkar Kota Jogja Pastikan Penjaringan Singgih Raharjo Tak Ada Masalah Meski Masih Jadi Pj Wali Kota
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 25 April 2024: Hujan Lebat Sleman dan Gunungkidul
Advertisement
Advertisement