Advertisement

Waswas Gedung Ambruk, Siswa SDN di Bantul Ini Tetap Bersekolah

Ujang Hasanudin
Minggu, 09 Oktober 2022 - 17:27 WIB
Arief Junianto
Waswas Gedung Ambruk, Siswa SDN di Bantul Ini Tetap Bersekolah Sejumlah siswa sedang belajar seni tari di ruang kelas yang kondisi atapnya sudah cembung menandakan bubunya sudah patah, Kamis (6/10/2022). - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL - Siswa dan guru sekolah dasar negeri (SDN) Sawit di Dusun Sawit, Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Bantul dihinggapi perasaan waswas saat kegiatan belajar mengajar (KBM). Pasalnya, gedung sekolah yang mereka gunakan sudah mengkhawatirkan dan berpotensi roboh. Terlebih tidak ada ruangan pengganti untuk KBM. 

Sejumlah siswa siswi SDN Sawit sedang belajar mengajar di dalam kelas. Sementara gedung yang digunakan bagian atapnya sudah cekung dan berpotensi roboh, tepat di atas ruang Kelas V dan IV. Tidak hanya bubung atau puncak bangunan yang sudah melengkung, namun plafonnya juga sudah cembung yang mendakan tiang penyangga sudah patah.

Advertisement

Meski demikian sejumlah siswa tetap menjalani belajar mengajar, mereka seolah tidak peduli dengan bangunan yang tampak membahayakan.

“Sebenarnya kami ini waswas sewaktu-waktu bangunan sekolah ambruk, tetapi kegiatan belajar mengajar harus tetap dilaksanakan,” ucap Kepala SDN Sawit, Sumartinah, Kamis (6/10/2022).

BACA JUGA: Dispar DIY Gelar Atraksi Wisata Ketoprak Cepet di Parangtritis

Sumartinah mengatakan khusus untuk ruang Kelas V saaat ini dikosongkan dan proses belajar mengajar dipindahkan di ruang ekstrakurikuler. Meski demikian terkadang ruang Kelas V juga digunakan untuk kegiatan seni tari karena tidak ada ruangan lainnya. Sementara ruang Kelas IV tetap digunakan karena sudah tidak memiliki ruangan lainnya untuk kegiatan belajar mengajar.

Sebenarnya ada ruangan komputer, namun ruangan tersebut digunakan untuk praktek dan ujian Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) sejak Senin lalu. Saat ini pihaknya hanya berpesan pada guru kelas dan siswa ketika mendengar suara keretek atau tanda atap mau roboh agar segera keluar dari ruangan dan mencari perlindungan.

Meski ada kekhawatiran tetapi proses belajar mengajar tetap dilakukan walaupun dengan perasaan waswas jika sewaktu-waktu bangunan sekolah roboh. “Walaupun ada perasaan waswas ya, terutama ketika hujan atau angin kencang,” ucapnya.

Menurut Sumartinah, sebenarnya bukan hanya gedung bagian barat yang perlu direnovasi namun gedung bagian timur juga perlu direnovasi karena sering bocor. Pasalnya, kedua bangunan gedung tersebut dibangun sejak 2006 lalu atau pascagempa bumi, hingga sekarang belum pernah direnovasi, kecuali pemeliharaan yang sifanya membutuhkan anggaran kecil, seperti mengganti genteng, mengganti plafon, dan juga menambal tembok yang rusak.

Kalau untuk merenovasi bagian bubung yang sudah patah membutuhkan anggaran besar yang tidak mungkin menggunakan anggaran sekolah. Upaya untuk perbaikan atau renovasi gedung sudah dilakukan sejak dulu.

Setidaknya sejak dia menjabat kepala SDN Sawit pada 2017 lalu sudah mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora), tetapi sampai saat ini belum ada informasi kalau gedung sekolah mau direnovasi.

Pihaknya juga tidak memungkinkan untuk minta sumbangan dari orang tua siswa, karena selain tidak diperkenankan, kondisi ekonomi masyarakat sekitar SDN Sawit juga rata-rata menengah ke bawah. Hal yang bisa dilakukan orang tua siswa hanya mendorong Disdikpora atau Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

“Kalau bongkar bangun sendiri sepertinya engga mungkin, yang bisa dilakukan adalah dengan mengajukan proposal barangkali ada periositas dari Dinas [Disdikpora],” ucapnya.

Selain bangunan gedung yang membahyakan, Sumartinah menyebut sarana prasarana lainnya seperti meja dan kursi juga kondisinya juga perlu diganti karena suah kuno. Namun demikian ia berharap bangunan gedung terlebih dahulu yang mendesak untuk diperbaiki supaya tidak membahayakan siswa maupun guru. “Kami sudah menyampaikan ke Dinas supaya diperioritaskan, demi anak-anak dan demi masyarakat,” katanya.

SDN Sawit ini juga menjadi perhatian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul, saat mengunjungi sekolah tersebut pada Selasa (4/10/2022) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan IKN Capai 80 Persen

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement