Advertisement
Ini Persiapan Sleman Menghadapi Dampak La Nina Triple Dip
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—BPBD Sleman belum mendapat informasi dari BMKG mengenai fenomena La Nina Triple Dip. Meski demikian, sejumlah upaya mitigasi telah disiapkan untuk meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi.
Kepala BPBD Sleman, Makwan, menjelaskan La Nina yang terjadi berturut-turut selama tiga tahun atau La Nina Triple Dip, selama tidak ekstrim masih bisa diatasi dengan daya dukung wilayah. “Tidak seperti Siklon Cempaka, saat itu kan ekstrem sekali. Kalau sekarang daya dukung wilayah masih mampu,” ujarnya, Kamis (20/10/2022).
Advertisement
Bencana hidrometeorologi pada akhir-akhir ini hanya terjadi dalam titik-titik kecil. Dampak terbanyak di Sleman adalah pohon tumbang atau longsor dalam skala kecil di wilayah tertentu.
“Sebenarnya longsor lebih banyak di tebing sungai, terasering di permukiman. Jadi karena masyarakat memanfaatkan sedikit kemiringan lahan, kemudian taludnya tidak kokoh, mungkin talud jaman dulu tidak dirawat, tiba-tiba ambruk, berdampak pada permukiman di bawahnya,” ungkapnya.
Adapun sejumlah upaya mitigasi yang disiapkan antara lain sumber daya manusia yang siaga ketika terjadi kondisi kedaruratan, sarana-prasarana, peralatan, dan logistik. “Kemudian peningkatan kapasitas untuk masyarakat melalui forum sukarelawan dan desa tanggap benvana,” kata dia.
Dia mengimbau masyarakat dan instansi terkait untuk memastikan drainase lancar tidak ada sumbatan. Kemudian revitalisasi sumur resapan untuk memastikan air hujan dapat masuk ke sumur resapan secara maksimal.
“Kemudian embung-embung yang di Kabupaten Sleman jumlahnya cukup banyak, itu dioptimalkan fungsinya. Jangan sampai ada pendangkalan. Paling tidak dikeruk sehingga kapasitas tampungnya kan semakin banyak,” katanya.
BACA JUGA: Mengenal La Nina Triple Dip, Penyebab DIY Hujan Berhari-hari
Berdasarkan catatan BPBD Sleman, tidak ada peningkatan signifikan kejadian bencana dari sebelum terjadinya La Nina Triple Dip, 2019, hingga 2022. Namun, pada 2020 dan 2021 tidak ada bencana kekeringan. Pada 2019 terjadi tiga kekeringan dan 2022 ada satu kekeringan.
Adapun total bencana yang meliputi angin kencang, banjir, banjir lahar, tanah longsor, petir dan kekeringan, pada 2019 sejumlah 126 kejadian, 2020 ada 147 kejadian, 2021 ada 101 kejadian dan 2022 ada 125 kejadian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Mengalami Era Baru Koneksi Internet dengan Izzi Life dari Life Media
- Digugat Vendor Snack Pelantikan KPPS yang Sempat Viral, Ini Tanggapan KPU Sleman
- PPP Incar Posisi Calon Wakil Wali Kota Jogja
- Calon Perseorangan Pilkada DIY 2024 Harus Mengantongi Ini
- BKK DANAIS 2024: Rp29,4 Miliar Digulirkan untuk Padat Karya 160 Kalurahan di DIY
Advertisement
Advertisement