Advertisement

Promo November

Mengenal La Nina Triple Dip, Penyebab DIY Hujan Berhari-hari

Sirojul Khafid
Rabu, 19 Oktober 2022 - 21:02 WIB
Budi Cahyana
Mengenal La Nina Triple Dip, Penyebab DIY Hujan Berhari-hari Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Masyarakat Indonesia perlu mewaspadai La Nina Triple Dip. Fenomena ini menyebabkan musim hujan datang lebih cepat di DIY dan sejumlah wilayah lain di Indonesia.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan La Nina Triple Dip adalah istilah terjadinya La Nina selama tiga musim berturut-turut. La Nina muncul pada musim hujan pertengahan 2020 sampai musim hujan awal 2023. La Nina Triple Dip sebelumnya pernah terjadi dari 1973-1975 serta 1998-2001. Fenomena ini memengaruhi pola cuaca-iklim di Indonesia. Salah satunya menyebabkan sebagian wilayah Indonesia mengalami musim hujan lebih awal.

Advertisement

La Nina merupakan fenomena mendinginnya suhu permukaan laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya. Di sisi lain, pendinginan SML di Samudra Pasifik tersebut diikuti oleh menghangatnya SML di perairan Indonesia, sehingga menggiatkan pertumbuhan awan-awan hujan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Fenomena ini sudah dimulai pada pertengahan 2020 dan diprediksi akan tetap berlangsung hingga akhir 2022 dan kemungkinan berlanjut hingga awal tahun 2023. 

"Triple Dip La Nina adalah fenomena unik. Masyarakat dan Pemerintah Pusat hingga daerah perlu mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, bandang, angin kencang, cuaca ekstrem, tanah longsor, dan lain sebagainya," kata Dwikorita.

Hal tersebut dia sampaikan dalam acara Mini Symposium 17th Annual Indonesia-U.S. BMKG-NOAA Partnership Workshop yang dilaksanakan secara virtual, Jumat (14/10/2022). Dwikorita juga menyampaikan apabila pola cuaca La Nina adalah salah satu dari tiga fase El Nino Southern Oscillation (ENSO).

BACA JUGA: Proyek Tol Jogja-YIA Lewati Sedayu, Warga Minta Kompensasi Sepadan

ENSO mengacu pada suhu permukaan laut dan arah angin di Pasifik dan dapat beralih antara fase hangat yang disebut El Nino dan fase  lebih dingin yang disebut La Nina, serta fase netral. Fenomena La Nina membawa dampak peningkatan curah hujan di banyak tempat di Indonesia, meski sebenarnya dampak La Nina tidak pernah sama karena dipengaruhi faktor lainnya.

"Yang perlu juga diwaspadai adalah penyakit yang biasa muncul di musim hujan, mulai dari diare, demam berdarah, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, dan lain sebagainya. Semua harus bersiap," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement