Advertisement
BPBD Sleman Alokasikan 100.000 Liter Air untuk Dropping

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman mengalokasikan sekitar 50 tangki air bersih untuk dropping air di sejumlah wilayah menghadapi kemarau. Satu tangki sekitar 2.000 liter. Dengan begitu total ada 100.000 liter. Dropping dilakukan apabila ada permohonan.
Ketua Tim Kedaruratan dan Operasional Penanggulangan Bencana BPBD Sleman, Punadi, mengatakan belum ada permohonan dropping air hingga Juni 2025. Anggaran regular BPBD Sleman tersebut dialokasikan sekitar Rp25 juta.
Advertisement
Kabupaten Sleman bukan daerah sulit air. Alokasi tersebut sebagai antisipasi apabila ada proyek pembangunan yang berdampak pada terputusnya aliran air.
Pada 2024, penutupan saluran Van Der Wijck dan Selokan Mataram menyebabkan kesulitan air di Kapanewon Minggir. Menurut Punadi , Kapanewon Tempel bagian atas juga rentan kesulitan air.
BACA JUGA: Okra Si Lady Finger, Sumber Vitamin dan Polifenol yang Lezat Dibikin Tumisan
“Kanan kiri saluran terdampak perbaikan dan ditambah pas musim kemarau akhirnya air tanah berkurang, warga butuh air. Air yang kami salurkan bukan untuk pertanian, hanya untuk kebutuhan rumah tangga,” kata Punadi dihubungi, Rabu (2/7/2025).
Apabila ada kekurangan anggaran penyiadaan air bersih, BPBD Sleman akan bersurat ke Bupati Sleman, Harda Kiswaya, untuk mengalokasikan anggaran lagi. Apabila ada sisa anggaran, BPBD juga akan mengembalikan ke kas Pemkab Sleman.
BPBD Sleman juga akan memaksimalkan potensi sumber air sekitar. Jika memang ada warga yang kesulitan air, BPBD akan menarik air dari sumber terdekat. Distribusi air tidak melulu lewat dropping air.
“Kalau satu kepala keluarga ya kami coba melakukan pendekatan ke keluarga lain yang mungkin bisa membantu mensuplai air. Kalau banyak ya kami pertimbangkan dropping air,” katanya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Operasional dan Pemeliharaan, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Syahril, mengatakan aliran air Selokan Mataran dimatikan sementara pada 31 Juli 2024 mendasarkan pada hasil koordinasi lintas sektor yang melibatkan Pemerintah DIY, Pemkab Sleman, Bantul, Kulonprogo, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga kelompok tani.
Tidak hanya Selokan Mataran, Selokan Van Der Wijck yang berfungsi mengairi lahan pertanian di sisi barat DIY juga dimatikan mulai 1-31 Oktober 2024.
Kebijakan mematikan kedua saluran itu, kata Syahril sebagai wujud pemeliharaan rutin selokan. Apalagi kedua saluran tersebut sempat mendapat perbaikan skala besar sehingga butuh pengecekan guna memastikan tidak ada kerusakan pada 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Innalillahi, Direktur Rumah Sakit Indonesia Gugur Bersama Keluarganya Akibat Serangan Israel di Jalur Gaza
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pendaftaran Jalur Domisili Wilayah untuk SPMB SMP di Bantul Diklaim Berjalan Lancar
- Putusan MK Pisahkan Pemilu dan Pilkada, PDIP Kota Jogja Soroti Substansi Demokrasi
- Bagus Adi Prayogo, Korban Meninggal Kapal Tenggelam KKN-PPM UGM Dikenal Sosok Mahasiswa Berprestasi dan Peduli Lingkungan
- NPC Kulonprogo Targetkan 25 Medali di Peparda 2025, Jumlah Atlet Meningkat Efek Qonitah
- Keputusan MK Pemilu dan Pilkada Dipisah, Ini Respons KPU Sleman
Advertisement
Advertisement