Advertisement
BPBD Sleman Alokasikan 100.000 Liter Air untuk Dropping
Kegiatan dropping air bersih di Tempel dan Seyegan oleh BPBD Sleman tahun 2022 - ist / BPBD Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman mengalokasikan sekitar 50 tangki air bersih untuk dropping air di sejumlah wilayah menghadapi kemarau. Satu tangki sekitar 2.000 liter. Dengan begitu total ada 100.000 liter. Dropping dilakukan apabila ada permohonan.
Ketua Tim Kedaruratan dan Operasional Penanggulangan Bencana BPBD Sleman, Punadi, mengatakan belum ada permohonan dropping air hingga Juni 2025. Anggaran regular BPBD Sleman tersebut dialokasikan sekitar Rp25 juta.
Advertisement
Kabupaten Sleman bukan daerah sulit air. Alokasi tersebut sebagai antisipasi apabila ada proyek pembangunan yang berdampak pada terputusnya aliran air.
Pada 2024, penutupan saluran Van Der Wijck dan Selokan Mataram menyebabkan kesulitan air di Kapanewon Minggir. Menurut Punadi , Kapanewon Tempel bagian atas juga rentan kesulitan air.
BACA JUGA: Okra Si Lady Finger, Sumber Vitamin dan Polifenol yang Lezat Dibikin Tumisan
“Kanan kiri saluran terdampak perbaikan dan ditambah pas musim kemarau akhirnya air tanah berkurang, warga butuh air. Air yang kami salurkan bukan untuk pertanian, hanya untuk kebutuhan rumah tangga,” kata Punadi dihubungi, Rabu (2/7/2025).
Apabila ada kekurangan anggaran penyiadaan air bersih, BPBD Sleman akan bersurat ke Bupati Sleman, Harda Kiswaya, untuk mengalokasikan anggaran lagi. Apabila ada sisa anggaran, BPBD juga akan mengembalikan ke kas Pemkab Sleman.
BPBD Sleman juga akan memaksimalkan potensi sumber air sekitar. Jika memang ada warga yang kesulitan air, BPBD akan menarik air dari sumber terdekat. Distribusi air tidak melulu lewat dropping air.
“Kalau satu kepala keluarga ya kami coba melakukan pendekatan ke keluarga lain yang mungkin bisa membantu mensuplai air. Kalau banyak ya kami pertimbangkan dropping air,” katanya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Operasional dan Pemeliharaan, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Syahril, mengatakan aliran air Selokan Mataran dimatikan sementara pada 31 Juli 2024 mendasarkan pada hasil koordinasi lintas sektor yang melibatkan Pemerintah DIY, Pemkab Sleman, Bantul, Kulonprogo, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga kelompok tani.
Tidak hanya Selokan Mataran, Selokan Van Der Wijck yang berfungsi mengairi lahan pertanian di sisi barat DIY juga dimatikan mulai 1-31 Oktober 2024.
Kebijakan mematikan kedua saluran itu, kata Syahril sebagai wujud pemeliharaan rutin selokan. Apalagi kedua saluran tersebut sempat mendapat perbaikan skala besar sehingga butuh pengecekan guna memastikan tidak ada kerusakan pada 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
DJ Panda dan Erika Carlina akan Kembali Bertemu, Ini Tujuannya
Advertisement
Loksado Jadi Ikon Wisata Alam Dunia Berkat Bamboo Rafting dan Geopark
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Deras Disertai Angin Kencang Terjang Bantul, 10 Titik Terdampak
- Kampung Nelayan Merah Putih di Pantai Baru Ditarget Rampung Akhir 2025
- Polisi Belum Tetapkan Tersangka Dalam Kasus Kecelakaan Maut di Rongkop
- Gempa Tektonik Magnitudo 3,4 Guncang Wonosobo Jawa Tengah
- Wisata Jogja Belum Samai Tahun Lalu, Dinpar Andalkan Sport Tourism
Advertisement
Advertisement



