Advertisement
40% Saluran Irigasi di Bantul Belum Dibangket
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dari total panjang jaringan irigasi tersier dan kuarter di Bantul yang mencapai 1,2 juta meter, sekitar 40% di antaranya ternyata belum dibangket.
"Sekarang panjang jaringan irigasi tersier dan kuarter sekitar 1,2 juta meter se-Bantul, dan yang telah dibangket sekitar 55 sampai 60 persen, jadi masih banyak yang belum kami bangket," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DPKP) Bantul, Joko Waluyo, Kamis (23/3/2023).
Advertisement
Oleh karena itulah, Pemkab terus berupaya memperbaiki dan memasang bangket pada saluran-saluran tersebut melalui program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) maupun kegiatan pembangunan di instansi lain.
"Seperti tahun ini kami sudah mulai kerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui program padat karya infrastruktur, jadi ada yang selain untuk cor jalan, kegiatan juga untuk rehabilitasi jaringan irigasi," katanya.
Selain itu, kata dia, Pemkab Bantuk juga mengusulkan perbaikan jaringan irigasi Bantul ke pemerintah pusat dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara [APBN] melalui kegiatan rehabilitasi PSP (Prasarana dan Sarana Pertanian).
BACA JUGA: DIY Punya Perda Irigasi Baru yang Lebih Akomodatif untuk Petani
Sementara itu, Kepala Dusun Nglaren, Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Ari Cahyo Wibowo mengatakan, di wilayah pedukuhannya terdapat lahan pertanian seluas 24 hektare, yang dalam kegiatan budi daya padi, sangat membutuhkan sarana jaringan irigasi memadai.
Namun demikian, kata dia, jaringan irigasi pertanian di daerahnya sebagian sudah mengalami kerusakan dan tidak dapat berfungsi mengalirkan air ke lahan pertanian dengan baik. "Di sini saluran irigasi sudah sangat tua, banyak kerusakan baik itu bangket sudah rusak, rembes ke mana-mana, sehingga air sudah tidak ke jalur irigasi, tapi melebar lewat rembesan itu," katanya.
Pihaknya juga sudah mengajukan ke pemerintah daerah setempat agar ada perbaikan jaringan irigasi, agar pengairan lahan pertanian bisa lebih maksimal. "Terakhir diperbaiki itu pada 2019 tetapi di saluran tersiernya. Padahal, sudah banyak ada sedimentasi dari tanah itu sangat mengganggu, dan masih ada juga saluran irigasi belum terbangun, atau terbangket," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Badan Gizi Umumkan 937 Dapur Disiapkan untuk Program Makan Bergizi Gratis Mulai 6 Januari
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru SIM Keliling Kamis 2 Januari 2025 di Sleman
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Kamis Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Kamis 2 Januari 2025: Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Jadwal Terbaru SIM Keliling Selasa 2 Januari 2025 di Bantul
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara Kamis 2 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu dan YIA
Advertisement
Advertisement