Advertisement
Lebih Dari 30 Persen Petani Milenial di Sleman Geluti Sektor Holtikultura
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Ratusan petani milenial yang ada di Sleman, kebanyakan menggeluti bidang holtikultura.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono menuturkan jumlah petani milenial di Sleman ada ratusan orang. Tercatat saat ini jumlah petani milenial di Sleman mencapai 850 orang.
Advertisement
Para petani milenial tersebut tersebar di 17 Kapanewon. Persentase terbanyak petani milenial ada di Kapanewon Prambanan dan Kalasan sebesar 13 persen. Sementara jumlah paling sedikit ada di Kapanewon Ngemplak dan Cangkringan yang hanya sebesar 5 persen.
"Jumlah petani milenial laki-laki sebanyak 71,75 persen sedangkan jumlah petani milenial perempuan baru sebanyak 28,25 persen saja," ujarnya pada Kamis (13/4/2023).
Di sisi lain, bila ditinjau dari tingkat pendidikannya, ada sebanyak 29,875 persen petani milenial Sleman yang menempuh jenjang pendidikan tinggi diploma dan sarjana. Sisanya sebesar 67,625 persen petani milenial lainnya merupakan lulusan SMP dan SMA.
Baca juga: Prakiraan Cuaca DIY Hari Ini, Sleman & Kota Jogja Waspada Hujan Lebat
Selanjutnya jika dilihat dari subsektornya, subsektor hortikultura jadi komoditas yang paling banyak digeluti oleh petani milenial Sleman. Sebanyak 34,75 persen petani milenial Sleman menggeluti sektor holtikultura. Disusul subsektor tanaman pangan sebesar 20,6 persen, subsektor olahan, pemasaran dan jasa sebesar 14,8 persen, subsektor peternakan sebesar 10,8 persen, subsektor pemanfaatan pekarangan 7,6 persen, subsektor perikanan sebesar 6,6 persen, dan subsektor perkebunan sebesar 4,6 persen.
"Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman melalui bidang penyuluhan mempunyai program untuk menumbuhkan minat generasi muda untuk berwirausaha di bidang pertanian melalui berbagai kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Di antaranya yaitu pelatihan kewirausahaan bagi pemuda serta pelatihan agribisnis bagi petani milenial bertujuan untuk mencetak petani Young Agripreneur," terangnya
Adapun Young Agripreneur yakni petani yang mampu untuk mengidentifikasi dan memaksimalkan peluang-peluang pasar yang ada dan bernilai tinggi. Dengan memanfaatkan sumber daya pertanian yang dimiliki oleh petani lalu cara yang fleksibel dan inovatif, petani milenial tidak hanya ahli dalam proses produksi, mereka menurut Suparmono juga memiliki kemampuan manajerial usaha yang visioner berorientasi hasil.
"Penguasaan pertanian pintar dengan dukungan petani pintar menjadi andalan untuk menumbuh-kembangkan agriprenuer untuk menjadikan pertanian menjadi sektor yang menarik bagi kaum milenial dan menguntungkan: less works and make more money," tuturnya.
Pemuda berusia 19 - 39 tahun yang tertarik di bidang pertanian dan atau yang telah bergerak di bidang pertanian diajak untuk membangun pertanian Sleman. Keberhasilan usaha petani milenial diharapkan dapat memberikan motivasi kepada generasi milenial untuk terjun berwirausaha di bidang pertanian. Menurutnya penguatan dan pengembangan petani milenial menjadi Young Agripreneur perlu didukung oleh semua unsur melalui konsep pentahelix.
"Konsep pentahelix di mana unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas dan media bersatu padu bersinergi, berkoordinasi serta berkomitmen menjadi kunci utama keberhasilan dan keberlanjutan program," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Selesai Diaspal, Ternyata Perbaikan Jalan Godean Belum Kelar
- Gerakan Anak Abah Coblos Tiga Paslon Mencuat, Begini Komentar Anies
- Stok MinyaKita Mulai Langka di Gunungkidul, Tak Ada Lagi Pasokan untuk Pedagang Pasar Argosari
- Perbaikan Dokumen Pendaftaran Sudah Dilakukan, Begini Tahapan Penetapan Calon Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Sleman
- Jaga Kualitas Kesehatan Reproduksi Remaja, BKKBN Sharing dengan Malaysia
Advertisement
Advertisement