Advertisement

Begini Cara Sleman Kembangkan Pertani Milenial

Abdul Hamied Razak
Kamis, 13 April 2023 - 16:00 WIB
Abdul Hamied Razak
Begini Cara Sleman Kembangkan Pertani Milenial Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN– Rendahnya minat generasi milenial untuk terjun di bidang pertanian menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Sleman.  Melalui Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, Pemkab bertekad untuk mengembangkan SDM pertanian.

Advertisement

Kepala DP3 Sleman Suparmono mengatakan Pemkab akan mengembangkan sumber daya manusia di sektor pertanian dengan membina anak-anak muda menjadi petani milenial. "Para pemuda atau pemudi berusia 19 - 39 tahun yang berjiwa milenial dan tertarik di bidang pertanian dan atau yang telah bergerak di bidang pertanian, akan kami kuatkan menjadi young agri prenuer," katanya, Kamis (13/4/2023).

Hingga April 2023, lanjut mantan Kepala Dinas Pariwisata Sleman ini, tercatat sebanyak 850 petani milenial di wilayah Sleman. Para petani milenial ini tersebar di 17 Kapanewon dengan jumlah terbesar berada di Kapanewon Prambanan dan Kalasan sebesar 13% sementara  jumlah terkecil di Kapanewon Ngemplak dan Cangkringan hanya sebesar 5%.

Dari segi gender, lanjutnya, jumlah petani milenial laki-laki sebanyak 71,75% sedangkan jumlah petani milenial perempuan baru sebanyak 28,25% saja. Untuk strata pendidikan, petani milenial yang menempuh pendidikan tinggi (diploma dan sarjana) sebanyak 29,875%, sedangkan 67,625% lainnya masih menempuh pendidikan atau lulus pendidikan SMP dan SMA.

Subsektor hortikultura, lanjut Pram, merupakan subsector yang paling banyak digeluti petani milenial yaitu sebanyak 34,75%. Disusul subsector tanaman pangan sebesar 20,62% dan subsector lainnya sepertu olahan, pemasaran, jasa, sebesar 14,87%. "Untuk subsector peternakan sebesar 10,87 persen, subsector pemanfaatan pekarangan (7,62 persen), subsector perikanan (6,625 persen), dan subsector perkebunan (4,625 persen)," katanya.

Pram mengatakan, untuk menumbuhkan minat generasi muda untuk berwirausaha di bidang pertanian, DP3 akan menggencarkan berbagai kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Di antaranya yaitu Pelatihan Kewirausahaan bagi Pemuda serta Pelatihan Agribisnis bagi Petani Milenial. 

"Tujuannya untuk mencetak petani sebagai young agri preneur (pengusaha muda pertanian) yaitu petani yang mampu untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang-peluang pasar yang ada dan bernilai tinggi dengan memanfaatkan sumber daya pertanian yang dimiliki dengan cara yang fleksibel dan inovatif. Tidak hanya ahli dalam proses produksi mereka juga memiliki kemampuan manajerial usaha yang visioner berorientasi hasil," paparnya.

Menurutnya, penguasaan pertanian pintar dengan dukungan petani pintar akan menjadi andalan untuk menumbuh-kembangkan agroprenuer. Konsep tersebut diharapkan bisa menjadikan pertanian menjadi sektor yang menarik bagi kaum milenial dan menguntungkan. "Less works and make more money. Keberhasilan usaha petani milenial diharapkan dapat memberikan motivasi kepada generasi milenial untuk terjun berwirausaha di bidang pertanian dan berkontribusi nyata dalam pembangunan dibidang pertanian," katanya.

Oleh karenanya, kata Pram, penguatan dan pengembangan petani milenial menjadi young agri preneur perlu didukung oleh semua unsur. "Konsep pentahelix dimana unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu bersinergi, berkoordinasi serta berkomitmen menjadi kunci utama keberhasilan dan keberlanjutan program," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Es Krim Magnum Ditarik karena Mengandung Plastik dan Logam, Ini Kata BPOM

News
| Rabu, 24 April 2024, 17:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement