Advertisement
Perayaan Idulfitri 2023 Ada Perbedaan? Ini Imbauan Kemenag Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, Gunungkidul – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Gunungkidul, Sya’ban Nuroni mengatakan ada potensi perbedaan dalam perayaan Idulfitri.
Menurutnya, perberdaan perayaan Idulfitri bukan menjadi hal yang harus dipersoalkan karena yang terpenting masyarakat bisa saling menghormati sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga.
Advertisement
“Meski puasanya bersama, tapi potensi perbedaan perayaan Idulfitri memang ada,” kata Sya’ban kepada wartawan, Jumat (14/4/2023).
Menurut dia, perbedaan terjadi dikarenakan belum ada kesepakatan bersama berkaitan dengan metode penghitungan dalam penanggalan. Oleh karenanya, pada saat ada perbedaan menjadi hal yang wajar karena setiap organisasi memiliki cara tersendiri dalam penghitungan.
“Yang jelas Idulfitri tetap sama di 1 Syawal, tapi untuk harinya [mengacu kalender masehi] bisa beda,” katanya.
Ia menambahkan, Kemenag menghormati perbedaan tersebut dan sebisa mungkin akan memberikan fasilitas pelayanan. Selain itu, masyarakat dipersilahkan mengikuti keyakinannya masing-masing berkaitan dengan perayaan Idulfitri.
“Tentu kami akan lakukan pendataan. Tapi, ini bukan untuk mengetahui basis massa organisasi mana yang lebih banyak, tapi untuk pelayanan. Misalnya, untuk penyediaan Imam dan Khatib pada saat ceramah Idulfitri,” katanya.
Kepala Bimbingan Masyarakat Islam, Kemenag Gunungkidul, Zuhdan Aris mengatakan, Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Syawal pada Jumat (21/4/2023). Adapun Pemerintah Pusat baru melaksanakan sidang isbat pada Kamis (20/4/2023).
Meski demikian, ia mengaku ada potensi perbedaan karena metode penghitungan yang berbeda. Menurut Zuhdan, penetapan Pemerintah mengacu pada kesepakatan Menteri Agama Brunei Darusalam; Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).
Berdasarkan keputusan ini maka disepakati untuk hilal penentuan bulan baru harus memiliki ketinggian minimal tiga derajat. Diperkirakan pada 21 April mendatang, ketinggian belum mencapai persyaratan tersebut sehingga ada kemungkinan perbedaan perayaan Idulfitri.
Dia menambahkan, penentuan Idulfitri berbeda dengan saat penetuan awal puasa. Menurut Zuhdan, saat dilaksanakan sidang isbat ketinggian hilal sudah lebih dari enam derajat sehingga telah memenuhi persyaratan yang ditentukan MABIMS.
“Makanya puasa bisa bersama, meski ada kemungkinan Lebaran berbeda. Untuk kepastian perayaan, kami juga masih menunggu hasil sidang isbat dari Pemerintah Pusat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Jadwal Bus Damri Hari Ini, Cek Lokasi dan Tarifnya di Jogja
Advertisement
Advertisement