Advertisement
2 Hari Sampah di JogjaTak Diangkut, DLH Klaim Belum Ada Masalah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jogja mengklaim jika tidak ada masalah dengan belum diangkutnya sampah di wilayahnya selama dua hari terakhir. Rencananya, sampah di Kota Jogja akan mulai diangkut ke TPST Piyungan, Selasa (25/4/2023).
BACA JUGA: DLH Jogja Optimistis Penanganan Sampah Bisa Maksimal
Advertisement
"Karena TPST Piyungan tutup belum diangkut dan belum ada masalah yang muncul hasil koordinasi dan pantuan kami,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Jogja, Ahmad Haryoko, Senin (24/4/2023).
Lebih lanjut Haryoko mengungkapkan jika produksi sampah di Jogja pada Lebaran 2023 stabil, yakni di angka 230 ton per hari. "Tidak naik, tidak turun. Stabil,” jelasnya.
Stabilnya produksi sampah, jelas Haryoko, jadi salah satu faktor belum adanya masalah dari timbunan sampah yang belum terbuang. “Selain karena produksi sampah stabil, banyak masyarakat yang sudah paham dan disiplin tidak membuang sampah anorganik lagi ke depo,” terangnya.
“Terutama kemasan makanan, plastik, kertas, strefoem dan lainnya, tapi ternyata produksinya stabil. Artinya sampah anorganik tersebut sudah dikelola dengan baik jadi tak ada peningkatan tonase sampah di Jogja,” terangnya.
Haryoko menyebut sampah di depo akan mulai dibuang pada Selasa ini. “Koordinasi kami, TPST Piyungan akan mulai beroperasi dan dibuka Selasa besok jadi akan diangkut semuanya,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ratusan Ribu Penerima Bansos Terindikasi Terlibat Judi Online, Ini Komentar Sosiolog UGM
- Udara di DIY Bikin Menggigil, Angin Monsun Jadi Penyebabnya
- 23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
Advertisement
Advertisement