Advertisement

Sungai Manunggal Paling Tercemar di Jogja

Triyo Handoko
Senin, 01 Mei 2023 - 19:07 WIB
Arief Junianto
Sungai Manunggal Paling Tercemar di Jogja Ilustrasi. - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Kondisi sungai di Jogja yang sudah tercemar parah disebabkan karena ada beberapa daerah yang tidak terjangkau saluran Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jogja menyebut sungai paling tercemar di Jogja adalah Sungai Manunggal.

Kepala UPT Laboratorium Lingkungan DLH Jogja Sutomo menjelaskan daerah yang tak terjangkau IPAL tersebut berada di kawasan rendah. “Tidak terjangkau karena wilayahnya di bawah rata-rata permukaan tanah Jogja, sehingga instalasi yang ada sulit menjangkau karena ketinggiannya berbeda maka sulit dialirkan,” katanya, Senin (1/5/2023).

Advertisement

Kawasan yang belum terjangkau IPAL tersebut limbah rumah tangganya tak dapat diolah secara maksimal dan terpusat. “Karena soal IPAL ini multisektor ada Dinas PU juga maka perlu evaluasi bersama,” terangnya.

BACA JUGA: Waspada! Semua Sumur di Kota Jogja Tercemar, Airnya Tak Layak Dikonsumsi

Sutomo menjelaskan sistem IPAL di Jogja secara umum sudah baik di mana pengolahan terpusat di Sewon, Bantul. "Memang jadi PR bersama untuk memaksimalkannya," tegasnya.

Selain IPAL, pencemaran sungai di Jogja juga disebabkan faktor lain. "Faktornya tidak tunggal, dari hulunya yang berada di Sleman juga ada cemaran, di Jogja juga beban lingkungannya tinggi dengan masih banyak warga yang membuang sampah ke sungai," ujarnya.

Laporan Analisa Hasil Pemantauan Kualitas AIR DLH Jogja 2021 menybut Sungai Manunggal sebagai yang tercemar dibanding tiga sungai lain. Pemantauan kualitas air di SUngai Manunggal dilakukan di lima titik, yaitu Jembatan Iromejan, Jembatan Mangkukusuman, Jembatan Kusumanegara, dan Jembatan Menteri Supeno.

Hasilnya ditemukan zat berbahaya yang melebihi baku mutu di Sungai Manunggal. Zat berbahaya yang melebih baku mutu ini adalah BOD, Nitrit (NO2), Nitrat (NO3), Seng (Zn), Klorin Total (Cl2), Fosfat (P), Sulfida, Fenol, dan parameter mikrobiologi yaitu Total Coliform dan Fecal Coliform.

Sedangkan hasil pemantauan air di Sungai Winongo juga menunjukan pencemaran dimana dilakukan tes di lima titik, yaitu Pondok Bener, Jembatan Peta, Jembatan Serangan, Jembatan Tamansari, dan Jembatan Prapanca. 

Hasilnya terdapat kandungan berbahaya diatas baku muti, antara lain  BOD, Nitrit (NO2), Nitrat (NO3), Seng (Zn), Klorin Total (Cl2), Fosfat (P), Sulfida, Fenol, dan parameter mikrobiologi yaitu Total Coliform dan Fecal Coliform.

Untuk Sungai Code pemantauan di lima titik, diantarnaya Jembatan Petinggen, Jembatan Gondolayu, Jembatan Sayidan, Jembatan Tungkak, dan Perumahan Wirosaban. Sedangkan rata-rata hasil uji yang melebihi baku mutu air adalah Nitrit, Klorin Total, Sulfida, Total Coliform, dan Fecal Coliform, Nitrit, Klorin Total, Sulfida, Total Coliform, dan Fecal Coliform. 

Terakhir, terdapat lima lokasi pantau kualitas air Sungai Gajahwong, yaitu di sebelah SMA Santo Thomas, Jembatan Balirejo, Jembatan Gembiraloka, Kampung Logatok, dan Jembatan Tegal Gendu. Hasilnya ditemukan kandungan melebihi baku mutu air, yaitu Nitrit (NO2), Nitrat (NO3), Klorin Total (Cl2), Fosfat (P), Sulfida, Fenol, dan parameter mikrobiologi yaitu Total Coliform dan Fecal Coliform.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Bongkar Kasus Korupsi PT Timah Menyeret Harvey Moeis, Ini Komentar Kementerian BUMN

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement