Kemarau Baru Mulai, Warga Gunungkidul Sudah Ada yang Kesulitan Air Bersih
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—BPBD Gunungkidul mulai menyaluran bantuan air bersih kepada masyarakat. Adapun bantuan perdana dilaksanakan di Dusun Sumber, Planjan, Saptosari, Kamis (18/5/2023).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul Sumadi mengatakan meski baru memasuki musim kemarau, tetapi sudah ada warga yang meminta bantuan air bersih. Permintaan diajukan oleh warga di Dusun Sumber, Planjan, Saptosari. “Lokasi dusunnya berada di wilayah perbukitan sehingga air PDAM belum masuk ke sana,” kata Sumadi, Jumat (19/5/2023).
Advertisement
Dia menjelaskan, tindak lanjut dari permintaan ini sudah disalurkan bantuan air bersih sebanyak 12 tangki. Adapun penyaluran dilakukan dengan mengisi bak-bak penampungan di Dusun Sumber.
“Kemarin [Kamis, 18/5/2023] kami laksanakan dropping air dengan mengisi 12 bak penampungan di Sumber. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih, warga bisa mengambil ke bak-bak yang sudah diisi,” katanya.
BACA JUGA: Antisipasi Kekeringan, Puluhan Sumur Bor Akan Dibangun di Berbagai Wilayah DIY
Sumadi memastikan, hingga sekarang baru satu dusun yang mengajukan bantuan air bersih ke BPBD Gunungkidul. Hanya saja, dia menyakini jumlahnya akan terus bertambah seiring dengan memasukinya puncak kemarau. “Ini baru awal, pasti nanti akan ada tambahan untuk permintaan,” katanya.
Rencanaya dalam waktu dekat BPBD Gunungkidul akan mengumpulkan perwakilan kapanewon untuk koordinasi persiapan antisipasi musibah di musim kemarau. Pertemuan dilakukan, salah satunya guna memetakan daerah-daerah rawan kering di Bumi Handayani. “Termasuk nanti mendata jumlah warga terdampak di setiap wilayah,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono. Menurut dia, musim kemarau sudah dimulai sejak awal Mei ini.
Untuk menghadapi potensi rawan kekeringan sudah mempersiapkan anggaran sekitar Rp230 juta yang digunakan droping air bersih. “Sudah ada alokasinya. Dana ini tidak hanya untuk membeli air bersih, tapi juga sebagai dana operasional lima armada tangki yang dimiliki,” kata Purwono.
Dia tidak menampik, pagu dana pengedropan air bersih tahun ini lebih kecil ketimbang alokasi 2022 yang mencapai sekitar Rp700 juta. Kendati demikian, Purwono mengaku tidak mempermasalahkan karena bisa diantisipasi dengan mengajukan tambahan di APBD Perubahan 2023. “Tahun lalu tidak terserap maksimal. Makanya anggaran dipangkas sehingga nilainnya berkurang,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hiswana Migas DIY Dorong Pemilik 4 SPBU yang Ditutup agar Lakukan KSO untuk Kelancaran Distribusi BBM
- Difabel Merdeka Dukung Hasto-Wawan di Pilkada Kota Yogyakarta
- KPU Larang Pemanfaatan Lapangan Denggung, 2 Paslon Pilkada Sleman Urung Gelar Kampanye Akbar
- Dinkes DIY Peringati HKN sekaligus Kampanyekan Pencegahan Stunting lewat Fun Run 5K
- Tarik Uang Taruhan dari 10 Orang, Pemain Judi Online asal Bantul Ditangkap Polisi
Advertisement
Advertisement