Advertisement

Promo November

Pelatihan Pengelolaan Kawasan Heritage atau Pusaka Digelar di Jogja, Catat Tanggalnya

Abdul Hamied Razak
Jum'at, 01 September 2023 - 07:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Pelatihan Pengelolaan Kawasan Heritage atau Pusaka Digelar di Jogja, Catat Tanggalnya Miniatur Sumbu Filosofi di selatan Tugu Golong Gilig atau Tugu Pal Putih, Jogja, Selasa (21/1/2023). - Harian Jogja/Budi Cahyana

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Untuk pertama kali di Indonesia akan diselenggarakan International Masterclass “Introduction for Main Street” pada 18-21 September 2023 di UGM, Jogja.

Pada September 2023, nominasi “The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks” dalam sesi 45 World Heritage Committee UNESCO di Riyadh Saudi Arabia direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai World Heritage Site.

Advertisement

Penetapan nominasi Yogyakarta sebagai World Heritage Site menuntut pula peningkatan kompetensi kolaborasi pelestarian dan pengelolaan World Heritage Site dari berbagai pemangku kepentingan di Yogyakarta.

BACA JUGA: 11 Tahun Keistimewaan DIY, Kemantren Danurejan Bikin Museum dan Pentas Seni

“International Masterclass menjadi salah satu cara untuk peningkatan kompetensi tersebut dan kesempatan langka ini perlu pula dipelajari oleh kawasan-kawasan pusaka yang lain di Indonesia”, jelas Laretna T. Adishakti, Dosen Departemen Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM melalui rilisnya, Jumat (1/9/2023).

Ketua Panitia Pelaksana International Masterclass ini mengatakan event internasional ini diselenggarakan oleh Grup Riset Pelestarian & Pengelolaan Kota Pusaka, Engineering Research and Innovation Center/ERIC FT UGM, Bumi Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI), dan Heritage Strategies International (HIS) Washington DC, USA.

Kegiatan ini juga memperoleh dukungan dari Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI), Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta; dan Keluarga Alumni Teknik Universitas Gadjah Mada (KATGAMA).

“Mengacu pengalaman implementasi “Main Street” di banyak negara, ditengarai pendekatan ini mampu merevitalisasi Kawasan World Heritage Site,” imbuh Laretna.

Menurut Laretna, Amerika Serikat telah 40 tahun melaksanakan “Main Street” yaitu sebuah pendekatan sistematis untuk menggunakan bangunan pusaka sebagai dasar revitalisasi kawasan bisnis atau niaga.

“Main Street” sejauh ini telah menjadi bentuk pembangunan ekonomi yang paling hemat biaya di AS. Lebih dari 2000 kota telah menggunakan Pendekatan “Main Street” untuk membangkitkan kembali kehidupan ekonomi di kawasan binsis atau niaga mereka, termasuk Boston, Philadelphia, Baltimore, Chicago, Washington dan lain-lain.

“Upaya revitalisasi ‘Main Street” yang luar biasa sukses, dilakukan dengan Pendekatan 4 (empat) titik yaitu Organisasi, Promosi, Desain, dan Vitalitas Ekonomi”, tambah Laretna. Selanjutnya Laretna menjelaskan rahasia kesuksesan “Main Street” adalah karena komprehensif.

Perbaikan bangunan pusaka memang diperlukan, tetapi ini saja tidak cukup untuk revitalisasi – dibutuhkan elemen lain dari Pendekatan Main Street. Main Street juga bertahap – program ini tidak menjanjikan perbaikan dan solusi instan, serta dibangun di atas aset yang ada, bekerja melalui kemitraan dengan pemerintah daerah, pemilik bisnis dan properti, serta organisasi lain.

Kegiatan International Masterclass “Introduction for Main Street” akan menghadirkan fasilitator yang sangat kompeten di bidangnya. Fasilitator termaksud adalah: Mr. Donovan Rypkema (Principal, HIS), Mr. Rodney Swink, FASLA, PLA (Senior Associate for Planning and Development, HIS), Ms. Katlyn Cotton (Director of Communications and Design, HIS), Dr. Laretna T. Adishakti (ERIC FT UGM & BPPI), Dr. Catrini P. Kubontubuh (Ketua Dewan Pimpinan BPPI & Ketua SEACHA), dan Dr. Amiluhur Soeroso (Kaprodi Magister Pariwisata STIPRAM Yogyakarta & Pengurus ISEI Yogyakarta).

“Pelatihan ini diharapkan diikuti oleh perwakilan pemerintah (pusat dan daerah), akadenisi, profesional bidang arsitektur, pelestarian pusaka serta bisnis dan ekonomi," ujar Y. Sri Susilo, Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta.

Menurut Susilo, peserta diharapkan memahami konsep pendekatan empat titik dari “Main Street” dan bagaimana menggunakannya untuk merevitalisasi area kawasan pusaka. Peserta juga akan memperoleh sertifikat dan bagi anggota IAI ditambah KUM 32.

“Bagi calon peserta yang akan memperoleh informasi dan mendaftar sikahkan menghubungi Yeny Paulina Leibo HP/WA +62 813-9205-9690," jelas Susilo dalam rilisnya kepada media.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kena OTT KPK, Gubernur Bengkulu Dibawa ke Jakarta untuk Pemeriksaan

News
| Minggu, 24 November 2024, 17:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement