Advertisement
Jumlah Penderita Diabetes dan Hipertensi di Jogja Melebihi Angka Nasional
Diabetes / Ilustrasi Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Jumlah penderita penyakit tidak menular di Kota Jogja terus meningkat. Bahkan prevalensinya melebihi nasional dan DIY. Salah satu penyakit tak menular yang prevalensinya tinggi di Jogja adalah diabetes melitus.
Prevalensi penderita diabetes melitus di Jogja mencapai 4,9, jauh lebih tinggi dari tingkat nasional yang hanya 2,4 dan DIY yang mencapai 4,5. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat ada peningkatan jumlah penderita dimana pada 2021 sebanyak 26.720 orang jadi 28.420 orang pada 2022.
Advertisement
Tak hanya diabetes, penyakit tak menular lainnya yang cukup tinggi di Kota Jogja adalah hipertensi dan kanker. Prevalensi hipertensi di DIY mencapai 10,7 dan angka nasional hanya 8,4.
Kepala Dinkes Jogja Emma Rahma Aryani menjelaskan akan menggencarkan deteksi dini penyakit menular di seluruh puskesmas yang berada di wilayahnya. “Skrining digencarkan agar penyakit tak menular ini dapat diatasi dengan penanganan medis yang tepat, agar angkanya dapat ditekan,” jelasnya, Jumat (1/9/2023).
BACA JUGA: PAN dan Golkar Bergabung ke KKIR, Pengamat: PKB Besar Kemungkinan Hengkang
Emma menjelaskan meskipun penyakit tersebut tak menular tetap harus diwaspadai. Lantaran penyakit tak menular ini juga cukup tinggi menyebabkan kematian. “Meskipun tak menular tidak boleh disepelekan harus diobati, dan ditangani dengan baik,” katanya.
Deteksi dini penyakit tak menular, lanjut Emma, tak dipungut biaya alias gratis di seluruh puskesmas Kota Jogja. “Deteksi dini ini penting, supaya ada kesadaran untuk merawat diri setelah diketahui adanya penyakit tersebut. Misalnya kalau diabetes ya paling mengurangi konsumsi gula, begitu juga untuk penyakit lain,” paparnya.
Selain deteksi dini, Dinas Kesehatan Jogja juga menggencarkan edukasi pola hidup sehat dan bersih untuk meminimalkan penyakit tak menular di wilayahnya. “Kami edukasikan ini sampai ke tingkat kelurahan, cuci tangan harus jadi pola hidup penting setelah pandemi ini mereda, begitu juga pola kebersihan dan sehat lainnya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Setelah 20 Tahun, GEM Dibuka dan Pamerkan 100 Ribu Artefak Kuno
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Perangkat Kalurahan dan Swasta Paling Banyak Disidang di Tipikor Jogja
- DPUPKP Bantul Petakan Titik Genangan dan Talut Rawan Longsor
- Terlalu Mahal, Tarif Sewa Joglo Taman Budaya Gunungkidul Dikaji Ulang
- BPBD Gunungkidul Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana
- Sidak Ungkap Higiene SPPG Gunungkidul Belum Tertib
Advertisement
Advertisement



