Advertisement
Wolbachia Sukses, Kasus Demam Berdarah di Bantul Turun Drastis

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL– Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat selama Januari-Agustus 2023 jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di wilayah ini menurun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pengendalian demam berdarah dengan teknologi Wolbachia dinilai ampuh menurunkan kasus DBD, lewat program Wolbachia wis Masuk Bantul (WoW Mantul). Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul, Samsu Aryanto menyampaikan terjadi penurunan kasus DBD yang signifikan hingga Agustus tahun ini.
Advertisement
Berdasarkan catatan Dinkes Bantul jumlah kasus DBD pada Januari-Agustus 2023 sebanyak 102 kasus, sementara pada Januari-Agustus tahun lalu mencapai 780 kasus. Selain itu, menurut Samsu hingga Agustus 2023 tidak ada penderita DBD yang meninggal dunia.
Menurut Samsu program penanganan penyebaran virus dengue dengan menggunakan bakteri Wolbachia dinilai ampuh menurunkan kasus DBD.
“DBD menurun jauh sekali mungkin saja [karena] inovasi Wolbachia di Bantul, pemberantasan DBD dengan pelepasan nyamuk mengandung Wolbachia penyebabnya,” katanya, Selasa (12/9/2023). Saat ini menurut Samsu program Wolbachia telah diterapkan di 11 kapanewon, 38 kalurahan, dan 519 pedukuhan.
BACA JUGA: Terlibat Asusila dengan Istri Tahanan, Petugas Rumah Tahanan KPK Dipecat
Program nyamuk mengandung Wolbachia merupakan program yang dikembangkan oleh World Mosquito Program (WMP) Jogja melalui metode ilmiah dengan mengurai penyebaran virus dengue menggunakan bakteri alami yang disebut Wolbachia. Bakteri tersebut mampu menekan replikasi virus dengue dalam tubuh nyamuk, sehingga dapat menurunkan kemampuan nyamuk dalam menularkan DBD.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode Randomized Controlled Trial di Kota Jogja beberapa waktu lalu, teknologi tersebut terbukti menurunkan kasus dengue hingga 77%, dan menurunkan tingkat rawat inap DBD sebesar 86%.
Selain itu, menurut Samsu, kesadaran masyarakat menjaga kebersihan di tempat-tempat yang potensial menjadi perindukan nyamuk juga turut mendukung penurunan jumlah kasus DBD hingga saat ini.
Samsu mengimbau masyarakat terus melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). “Jangan lupa meningkatkan PHBS, dan membersihkan tempat perindukan dan penetasan nyamuk,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Susul Bandara Ahmad Yani, Adi Soemarmo Segera Jadi Bandara Internasional Haji dan Umroh
Advertisement

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya
Advertisement
Berita Populer
- Saat Sedang Mencari Rumput, Seorang Ibu di Kulonprogo Kehilangan Motor
- Semua Disabilitas di Kota Jogja Mendapat Akses Pendidikan Gratis
- Tiga Pekan Jelang Iduladha, Penjualan Hewan Kurban di Bantul Lesu
- Mafia Tanah Kas Desa di Gunungkidul, Lurah Sampang Gedangsari Dituntut 2 Tahun Penjara
- Viral Akun Pemkab Bantul Unggah Video Keberadaan Buaya di Sungai Progo, Ini Penjelasan Diskominfo
Advertisement