Kasus Pembuangan Bayi Kembar Berbah, si Ibu Resmi Jadi Tersangka
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Setelah sebelumnya menetapkan SW, 31, seorang pria warga Piyungan Bantul sebagai tersangka, kali ini Polsek Berbah akhirnya menetapkan EW, 19, perempuan asal Lampung sebagai tersangka kedua kasus pembuangan bayi kembar perempuan di Sungai Buntung, Jogotirto, Berbah, Sleman (14/9/2023) lalu.
EW yang juga ibu kandung bayi kembar perempuan tersebut ditetapkan menjadi tersangka, setelah Polsek Berbah melakukan pemeriksaan intensif. "Dia sudah ditetapkan [tersangka], ditahan dan kami titipkan ke Rutan Polresta Sleman," kata Kapolsek Berbah, Kompol Parliska Febrihanoto, Jumat (22/8/2023).
Advertisement
Kapolsek menjelaskan, EW ditetapkan sebagai tersangka seperti yang dialami oleh SW, kekasih EW karena diduga melakukan tindak pidana bersama-sama melakukan kekerasan terhadap anak hingga menyebabkan kematian. Selain itu, EW juga diduga berusaha melepas tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.
Hal ini jelas melanggar Pasal 80 ayat 3 dan 4 Juncto 77B UU RI No.17/2016 tentang Perubahan Kedua UU No.23/2002 tentang Perlindungan Anak. "Di samping itu Pasal 338 KUHPidana," lanjut Kapolsek.
BACA JUGA: Motif Pelaku Buang Dua Bayi Kembar Karena Panik
Sebelumnya, Polsek Berbah menetapkan SW, 31, warga Piyungan, Bantul sebagai tersangka pembuangan dua mayat bayi kembar perempuan di Kali Buntung, Krasakan, Jogotirto, Berbah.
Pria yang kesehariannya sebagai sopir travel itu adalah pacar dari EW, 19, mahasiswi asal Lampung yang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Sleman.
EW melahirkan dua bayi perempuan tersebut di kamar indekos di kawasan Depok, Sleman, Selasa (12/9/2023) sekitar 23.00 WIB. "Sementara kami tetapkan SW sebagai tersangka dan dilakukan penahanan. Untuk EW, saat ini masih berada di RS Bhayangkara dan akan dilakukan pemeriksaan intensif. Sementara EW masih jadi saksi," kata Kapolsek Berbah Kompol Parliska Febrihanoto di Mapolres Sleman, Senin (18/9/2023).
Berawal dari Panik
Diberitakan sebelumnya, motif dari SW melakukan pembuangan mayat bayi, lanjut Kapolsek adalah takut ketahuan orangtua dan hamil di luar nikah. "Selain itu, pelaku juga panik, karena hari mulai pagi. Awalnya bayi akan dimakamkan di depan rumahnya, namun karena panik maka dibuang ke sungai," lanjutnya.
Pengungkapan kasus pembuangan mayat bayi kembar perempuan, masih kata Kapolsek berawal dari hasil olah tempat kejadian perkara dan identifikasi atas penemuan mayat bayi tersebut. Di lokasi kejadian, petugas menemukan baju pembungkus bayi yang berada di dasar sungai. Selain itu berdasarkan hasil pemeriksaan atas mayat bayi kembar perempuan didapatkan informasi bayi meninggal lebih dari 24 jam. Sedangkan kedua mayat bayi tersebut berusia 8 bulan kandungan.
"Dari informasi ini kami tindak lanjuti dengan mencari informasi di sekitar Berbah, Banguntapan, Kalasan, Piyungan dan daerah lainnya," katanya.
Dalam perkembangannya, Jumat (15/9/2023), Polsek Berbah mendapaykan informasi jika ada seorang perempuan, EW, 19, mahasiswi yang indekos di kawasan Depok mendatangi sebuah klinik di Maguwoharjo dalam kondisi pendarahan tanpa bayi.
"Kami lalu bergerak dan mengamankan EW dari indekos di Depok. EW, 19, mahasiswi asal Lampung, pada Sabtu (16/9/2023) malam. EW langsung kami bawa ke RS Bhayangkara. Dan, ternyata EW punya pacar SW yang beralamat di Piyungan, Bantul. Kami bergerak amankan SW pada Minggu (17/9/2023) dini hari," ungkap Kapolsek.
Bayi Kembar Dilahirkan di Kamar Indekos
Kapolsek memaparkan, di kamar indekos EW ditemukan baju setelan yang sama di dasar sungai-lokasi pembuangan mayat. Sedangkan dari keterangan EW, kedua bayi tersebut dilahirkan EW pada Selasa (12/9/2023) sekitar 23.00 WIB di indekos.
"Awalnya bayi pertama tidak bergerak. Bayi kedua bergerak tapi napasnya tersengal-sengal," kata Kapolsek.
Atas kondisi tersebut, EW kemudian menghubungi pacarnya, SW. Oleh SW, bayi tersebut kemudian ditaruh di kamar mandi indekos. Pada Rabu (13/9/2023) dinihari, kedua bayi tersebut dibawa keluar dengan dimasukkan kedalam kardus dan dimasukkan ke dalam mobil.
"Setelah itu, EW dan SW mencari makan. Setelah makan, EW dibawa ke kos lagi. Sedangkan bayi masih di mobil tak bergerak," jelas Kapolsek.
Dalam perkembangannya, SW keluar dari indekos EW dan hendak memakamkan bayi tersebut di rumahnya. Namun dalam perjalanan, SW berhenti di berbah. Karena panik, bayi tersebut kemudian dibuang di sungai. "Bayi dibuang di sekitar dam air. Kardus yang digunakan untuk bayi dibuang tempat sampah," ucap Kapolsek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Sita Rp7 Miliar dari OTT Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Pekan Terakhir November 2024
- Tugas Resmi Berakhir, Ini 5 Keberhasilan yang Diraih PJs Bupati Sleman
- Update Terbaru Pembangunan Tol Jogja-Solo, Konstruksi Ruas Trihanggo-Junction Sleman Capai 39,11 Persen
- Satpol PP Sleman Fokus Bentuk Omah Jaga Warga di Tiap Kalurahan
- Jalur Lengkap Trans Jogja: Malioboro, Kraton Jogja hingga Prambanan
Advertisement
Advertisement