Advertisement

Pasar Lelang Cabai Bantul Disebut Dapat Mencegah Monopoli Permainan Harga

Newswire
Selasa, 10 Oktober 2023 - 14:17 WIB
Ujang Hasanudin
Pasar Lelang Cabai Bantul Disebut Dapat Mencegah Monopoli Permainan Harga Petani cabai di Gadingsari, Sanden, Bantul memanen cabai di lahan pertaniannya, Rabu (7/6/2023). - Harian Jogja/Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul menyebut pasar lelang cabai yang disediakan  Kelompok Tani Pasir Makmur di Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, dapat mencegah terjadinya monopoli permainan harga komoditas hortikultura tersebut saat musim panen.

"Pasar lelang cabai ini memiliki peran strategis dalam perekonomian makro kita, karena melalui pasar lelang ini mencegah terjadinya monopoli permainan harga serta inflasi yang tinggi," kata Staf Ahli Bupati Bantul Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yus Warseno di Bantul, Senin (9/10/2023)

Advertisement

Oleh karena itu, kata dia, hadirnya pasar lelang cabai Kelompok Tani Pasir Makmur yang diresmikan beberapa hari lalu diharapkan, para petani akan mendapatkan harga jual yang maksimal, karena melalui kegiatan tersebut akan memangkas rantai distribusi.

Menurut dia, Kabupaten Bantul telah ditetapkan sebagai salah satu wilayah lumbung pangan nasional untuk komoditas bawang merah dan cabai, menyusul adanya optimalisasi lahan pasir di kawasan pantai selatan untuk pertanian hortikultura itu.

Dia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bantul, juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada petani yang tergabung dalam kelompok Tani Pasir Makmur yang terus berupaya memaksimalkan potensi lahan pasir yang ada di pesisir Bantul.

"Melalui usaha pertanian pada komoditas bawang merah dan cabai dengan memaksimalkan potensi lahan pasir pesisir selatan yang disertai dengan inovasi-inovasi pertanian, tentu juga akan meningkatkan kesejahteraan para petani," katanya.

BACA JUGA: Harga Pangan Hari Ini (10/10/2023): Cabai, Bawang, Telur hingga Gula Naik

Salah satu inovasi dalam budidaya pertanian di Kelompok Tani Pasir Makmur Srigading, adalah penerapan electrifying agricultura, inovasi dalam menekan biaya produksi, dan ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan limbah oli dan emisi udara karena tidak adanya pembakaran.

"Melalui usaha electrifying agricultura, kegiatan pertanian akan semakin efektif dan efisien, dan memaksimalkan produksi panen. Hal ini juga membuktikan bahwa para petani dapat beradaptasi dengan berbagai tantangan yang ada," katanya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Pasir Makmur Sumarna mengatakan dalam kegiatan budidaya pertanian di lahan pasir, kelompoknya menerapkan sistem tumpang sari, antara bawang merah dengan cabai, dari penerapan tersebut dapat menghasilkan panen menguntungkan.

"Untuk bawang merah per hektarnya menghasilkan Rp245 juta dari modal Rp110 juta, sementara cabai, modal Rp70 juta menghasilkan Rp340 juta. Biaya cabai lebih murah karena tumpang sari dengan bawang merah perawatannya menginduk di bawang merah selama satu setengah bulan," katanya.

Dia mengatakan, dari hasil panen cabai tersebut, sudah dilakukan sistem lelang dengan menentukan harga yang lebih tinggi dibanding yang ditawarkan pengepul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pimpinan Mahkamah Agung Diduga Traktir Pengacara, KY Tindaklanjuti Laporan

News
| Rabu, 08 Mei 2024, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement