Advertisement

Heboh Kasus Cacar Monyet, Dinkes Bantul Minta Warga Waspada Meski Belum Ada Temuan

Stefani Yulindriani Ria S. R
Kamis, 26 Oktober 2023 - 14:27 WIB
Maya Herawati
Heboh Kasus Cacar Monyet, Dinkes Bantul Minta Warga Waspada Meski Belum Ada Temuan Ilustrasi penyakit cacar / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL–Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul belum mencatat adanya penderita penyakit cacar monyet (monkeypox) di Kabupaten Bantul. Meski begitu, Dinkes Kabupaten Bantul mengimbau agar masyarakat mewaspadai penularan penyakit tersebut.

“Saat ini kami belum ada, dan mudah-mudahan tidak ada,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Bantul, Agus Tri Widyantara, Kamis (26/10/2023).

Advertisement

Diketahui penyakit cacar monyet merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan virus monkeypox. Dikutip dari Detiknews hingga Kamis (26/10/2023) sekitar pukul 13.00 WIB, Dinkes DKI telah mencatat ada 15 kasus cacar monyet.

Meski di Kabupaten Bantul belum tercatat ada kasus cacar monyet hingga saat ini, namun Agus mengimbau agar masyarakat Kabupaten Bantul mewaspadai penularan penyakit tersebut. Dia meminta masyarakat Kabupaten Bantul memahami gejala yang dialami penderita cacar monyet untuk mengantisipasi penularan penyakit tersebut.

Beberapa gejala yang dialami penderita pada masa awal antara lain demam, nyeri kepala yang cukup hebat, dan pembengkakan getah bening di leher atau ketiak dalam kurun waktu sekitar lima hari setelah kontak dengan penderita.

“Di fase selanjutnya, biasanya ada ruam di kulit. Jadi biasanya ada lesi yang sifatnya kenyal, relatif dalam dan tegas, sering mengalami ada titik di lesi tersebut, orang bilang seperti ada matanya [pada lesi],” katanya. 

Lesi tersebut menurut Agus akan menghilang dalam kurun waktu sekitar dua hingga tiga pekan. Diketahui masa inkubasi penyakit tersebut atau masa sejak tertular hingga muncul gejala selama 5-13 hari, dan sebagian 5-21 hari. Kemudian masa invasi selama 0-5 hari. Kemudian masa erupsi selama 1-3 hari pasca demam.

Menurut dia penularan cacar monyet sebagian besar disebabkan karena kontak langsung dengan penderita.

BACA JUGA: Hingga Oktober 2023 Terjadi 4.792 Kasus Keracunan Pangan, Tertinggi di DIY

“Di negara endemis [penularan] kontak langsung dengan hewan. Kita [Indonesia] bukan negara endemis, sehingga kontak langsung dari manusia ke manusia, dimana virusnya dapat masuk melalui benda yang terkontaminasi oleh virus cacar monyet ini,” katanya.

Selain itu menurut dia, penularan dapat terjadi melalui luka terbuka, saluran pernafasan dan selaput lendir, di antaranya melalui mata, hidung dan mulut. Kemudian, penularan dapat juga terjadi melalui cairan tubuh, atau lesi kulit orang terinfeksi. Kemudian penularan dapat terjadi juga melalui droplet dan liur.

 “Kami berharap masyarakat tetap waspada kaitannya dengan kasus cacar monyet di Jakarta ditemukan berapa, tidak menutup kemungkinan itu menular di daerah lainnya,” katanya.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Jogjapolitan | 8 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polisi Tangkap 300 Demonstran Pro Palestina di New York

News
| Kamis, 02 Mei 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement