Advertisement

Kasus ISPA di Bantul Naik 3 Bulan Terakhir, Penyebabnya Ternyata Bukan Asap Pembakaran Sampah

Stefani Yulindriani Ria S. R
Jum'at, 27 Oktober 2023 - 18:37 WIB
Arief Junianto
Kasus ISPA di Bantul Naik 3 Bulan Terakhir, Penyebabnya Ternyata Bukan Asap Pembakaran Sampah Pnemonia / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Sejak Juni-September 2023 terjadi peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kabupaten Bantul. Peningkatan tersebut seiring dengan tingginya kasus ISPA pada Agustus-September 2023.

Meski begitu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul menduga kebakaran tersebut tidak berdampak secara signifikan terhadap penyakit ISPA. “[Penyebab ISPA] Yang banyak dari debu. Kalau di Kabupaten Bantul asap tidak berpengaruh signifikan terhadap timbulnya ISPA,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Bantul, Agus Tri Widyantara, Jumat (27/10/2023). 

Advertisement

Dia menilai kasus ISPA yang meningkat dipicu adanya debu yang meningkat pada musim kemarau. Sementara beberapa kejadiaan kebakaran yang terjadi di Kabupaten Bantul dinilai tidak berdampak signifikan pada peningkatan kasus ISPA. 

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul terjadi peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sejak Juni-September 2023. Tercatat jumlah kasus baru ISPA pada Juni 2023 ada 1.146 orang.

Sementara ada 1.385 orang yang mengalami ISPA pada Juli 2023, ada 2.416 orang pada Agustus 2023, dan 2.928 orang yang mengalami ISPA pada September 2023. 

BACA JUGA: Penderita ISPA dan Flu di Jogja Meningkat 40%, Kemarau Panjang Faktor Utamanya

Sementara berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul ada 56 kejadian kebakaran yang ditangani Damkarmat BPBD Kabupaten Bantul pada Agustus 2023. Kemudian, pada September 2023 kejadian kebakaran mengalami peningkatan mencapai 57 kasus. 

Dia pun meminta masyarakat memperhatikan beberapa gejala ISPA yang mungkin dialami masyarakat. Beberapa gejala yang dialami penderita ISPA antara lain batuk kering atau berdahak, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, demam, sesak nafas atau sulit bernafas, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, lemas, suara serak, pilek, mual, muntah diare, dan turunnya nafsu makan. 

Dia mengimbau agar masyarakat terus menjaga kesehatan untuk mengurangi resiko penularan penyakit tersebut.  “Kami mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan, terkait gerakan masyarakat hidup sehat [germas] tetap dilakukan, makan makanan dengan gizi seimbang, banyak minum air putih, banyak melakukan aktivitas fisik untuk menjaga kondisi daya tahan tubuh. Itu tetap perlu dilakukan,” katanya. 

Dia juga meminta masyarakat menggunakan masker saat berada pada tempat yang banyak ditemukan penderita ISPA. “Kalau berada di tempat yang berpotensi ada banyak penderita ISPA tetap memakai masker. Himbauan kami masyarakat yang sedang menderita ISPA tetap memakai masker agar tidak menularkan ke orang yang lain,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sesuai Penugasan Pemerintah, Pertamina Patra Niaga Tetap Salurkan Pertalite

News
| Jum'at, 17 Mei 2024, 10:17 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta

Wisata
| Senin, 13 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement