Advertisement
5 Orang Meninggal Akibat Leptospirosis di Kota Jogja, Pasien Baru Dibawa ke Fasyankes Saat Parah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mencatat leptospirosis di Kota Jogja mencapai belasan kasus hingga pertengahan Juni 2025. Penyakit ini menimbulkan beberapa orang meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Kota Jogja Lana Unwanah menjelaskan hingga 17 Juni 2025 ada 17 orang yang menderita leptospirosis. Dari jumlah tersebut lima orang di antaranya meninggal dunia.
Advertisement
“[Penyebab penderita leptospirosis meninggal] Karena keterlambatan mengakses layanan kesehatan [penanganan penyakit]. Yang meninggal ini sempat telah dibawa ke rumah sakit tapi sudah parah, sudah menyerang ginjal, sehingga harus dilakukan cuci darah,” katanya, Kamis (19/6/2025).
BACA JUGA: Sri Sultan Serahkan Proses Pembebasan Lahan Warga Tegal Lempuyangan kepada KAI
Sebagian besar pasien kondisinya semakin parah, karena awalnya keluarga hanya mengira pasien mengalami demam biasa. Gejala awal penyakit leptospirosis berupa demam, nyeri pada tubuh, badan mengalami letih dan lesu mirip dengan gejala penyakit akibat infeksi virus atau bakteri lainnya. Sehingga, keluarga korban pun mengira pasien mengalami leptospirosis.
“Rata-rata [keluarga korban] mengira bukan sakit serius, jadi cuma demam terus diobati sendiri, minum obat sendiri,” katanya.
Keluarga pasien seringkali baru membawa ke fasyankes karena selama beberapa hari ta kunjung membaik. Setelah itulah baru diketahui bahwa pasien sudah terjangkit leptospirosis pada tingkat lanjut. Sejumlah pasien yang dibawa ke fasyankes seringkali dalam kondisi sudah parah, seperti urine berwarna kuning keruh menunjukkan penyakit tersebut telah menyerang ginjal dan berada pada tahap lanjut.
“Kalau ini segera tidak ditangani bakterinya bisa menyerang ginjal, menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Karena itu banyak yang mendadak sudah cuci darah. Kalau sudah itu biasanya mendadak dan sudah cepat [penjangkitannya],” katanya.
Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan karena bakteri Leptospira yang dapat menular melalui kencing atau kontak dengan tikus. Ia meminta agar masyarakat menjaga kebersihan diri dan lingkungan, dan menghindari kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi bakteri tersebut.
BACA JUGA: Linimasa Parade Teater TBY 2025 Tampilkan 3 Kelompok, Angkat Persoalan Tanah
Masyarakat perlu membasmi tikus dan sarangnya untuk mencegah perindukan hewan tersebut. "Kami imbau masyarakat menggunakan alat pelindung diri saat beraktivitas di area yang berisiko terkontaminasi bakteri tersebut," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Sebuah Rumah di Semin Gunungkidul Ludes Terbakar, Kerugian Mencapai Rp100 Juta
- Sultan HB X Melantik Penjabat Sekda DIY Aria Nugrahadi
- Siswa SMP Kota Jogja yang Tidak Lolos Jalur Prestasi Buru-Buru Beralih ke Jalur Lain
- Dua Rumah di Sedayu Bantul Dibobol Maling dalam Satu Hari, Kerugian Rp30 Juta
- Linimasa Parade Teater TBY 2025 Tampilkan 3 Kelompok, Angkat Persoalan Tanah
Advertisement
Advertisement