Advertisement

Promo November

Sultan HB X Sampaikan Sapa Aruh di Depan Ribuan Lurah dan Pamong se-DIY, Ini Isi Lengkapnya

Jumali
Sabtu, 28 Oktober 2023 - 13:07 WIB
Maya Herawati
Sultan HB X Sampaikan Sapa Aruh di Depan Ribuan Lurah dan Pamong se-DIY, Ini Isi Lengkapnya Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat menyampaikan Sapa Aruh di Monumen Jogja Kembali, Sabtu (27/10/2023) - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Gubernur DIY Sri Sultan HB X  menyampaikan Sapa Aruh dihadapan ribuan lurah dan pamong kalurahan se DIY dalam acara Jogja Nyawiji ing Pesta Demokrasi Monumen Jogja Kembali (Monjali), Sabtu (28/10/2023).

Dalam sapa aruh kali ini, Sultan mengingatkan kepada seluruh elemen di DIY untuk menjaga keutuhan NKRI.  Berikut Isi lengkap Sapa Aruh yang disampaikan Sri Sultan HB X :

Advertisement

Assalammualaikum wr wb.

Semoga kedamaian, keberkahan, dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai kita semua.

Marilah memanjatkan puji-syukur, ke hadirat Tuhan Yang Maha Suci, Allah SWT., agar kita senantiasa dalam lindungan-Nya.

Diiringi untaian doa, semoga momentum ini, dapat menjadi awal aksi nyata, untuk menyambut pesta demokrasi Indonesia di Daerah Istimewa Yogyakarta, seiring ikhlas ikhtiar “Jogja Nyawiji ing Pesta Demokrasi”.

Saudara-saudaraku semuanya,

Kita belum bisa membayangkan, akan seperti apa maraknya “greget saut” kegaduhan selama masa kampanye nanti.

Apakah juga masih marak “perang” baliho, pamflet, spanduk, dan iklan, juga ditingkahi oleh riuhnya pidato politik, dan pembacaan puisi untuk menyerang lawan?

Demikian juga, masihkah terdengar suara keras teriakan yel-yel, yang berakhir dengan joget bersama, dan konvoi peserta kampanye, yang dalam praktiknya telah melahirkan gesekan sosial.

Tak beda di dunia maya, dapat dipastikan fenomena “Undhaking Pawarta, Sudaning Kiriman”  akan mewarnai sirkulasi informasi kita. Seiring berkembangnya teknologi, media sosial pun kerap menjadi kubangan pergunjingan sosial, seiring kemampuannya menjadi alat yang ampuh, sebagai senjata dalam pertarungan politik.

Kondisi itulah, yang dikhawatirkan akan mempertajam polarisasi masyarakat. Dalam polarisasi, proses komunikasi semacam itu, tidak punya niat pada keinginan untuk berunding, malah cenderung menjadi etalase ego pribadi, dimana seorang amatir pun dapat bertingkah layaknya politisi atau ahli.

BACA JUGA: Pemilu 2024, Pemda DIY Wanti-Wanti ASN Menjaga Netralitas

Sudah bukan rahasia, berita di media sosial kerap dijadikan alat konfirmasi keyakinan bagi masing-masing kubu, yang terlanjur berlumur kebenaran versinya sendiri. Di Era Post-Truth inilah, fakta bersaing dengan hoax dan kebohongan untuk dipercaya.

Oleh karenanya, penting mewaspadai potensi bahaya dari polarisasi. Perlu ada pemahaman bersama, bahwa beda pandangan politik sah-sah saja, namun kedewasaan berpikir mutlak diperlukan. Karena, ada kekhawatiran soal keIndonesiaan kita, seiring lunturnya persaudaraan, dan luruhnya Indonesia sebagai rumah bersama, hanya karena kontestasi politik semata.

Saudara-saudaraku, Pemilu Serentak 2024, tidak semata-mata digelar untuk mengisi Jabatan Presiden dan Wakil Presiden, serta kursi-kursi Dewan Yang Terhormat. Tetapi selain proses pembelajaran politik untuk mendewasakan berdemokrasi, juga titik tolak awal estafet kepemimpinan menuju Indonesia yang sejahtera, berkeadilan dan bermartabat.

Untuk itu, “gareget” “Jogja Nyawiji ing Pesta Demokrasi”, diharapkan menjadi pemantik kohesi, yang mampu melindungi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dari destruksi sosial-politik.

Patutlah kita berkaca pada sejarah perjalanan bangsa, serta kembali mengingat betapa besar peran Yogyakarta, dalam merajut peradaban demokrasi Indonesia.

“Bukankah Pemilu Lokal tahun 1951, yang diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, telah nyata menjadi guru sekaligus tonggak demokrasi di Indonesia?”

Pemilu lokal tahun 1951 itu, bahkan telah melibatkan masyarakat, di tengah bangunan sistem kerajaan yang dianut Yogyakarta. Dan faktanya, hasil pemilu tersebut, dijadikan sebagai parameter untuk penyelenggaraan pemilu pertama Indonesia tahun 1955.

Saudara-saudaraku sekalian,

Seiring semangat “Jogja Nyawiji ing Pesta Demokrasi”, inilah tugas lurah dan pamong, yang tergabung dalam Paguyuban Lurah dan Pamong Kalurahan se-Daerah Istimewa Yogyakarta “Nayantaka”:  untuk menjadi kekuatan moral; turut meredam konflik emosional; mengajak masyarakat serta memberdayakan Jagawarga, untuk menjaga pesta demokrasi dengan mengedepankan nurani, nalar, dan akal sehat.

Semua hanya bisa terlaksana, apabila lurah dan pamong mengedepankan sikap netral, mengedepankan kondusifitas dan kohesi sosial.

Harapan saya adalah, agar rakyat tidak terkotak-kotak hanya karena berbeda calon dan aspirasi. Apalagi hujat-menghujat dan bermusuhan, karena berada di pihak yang berbeda kubu dan partai.

Masyarakat menginginkan kemajuan dan kemartabatan bangsa, bukan menjadikan Pemilu sekadar ajang perebutan kekuasaan semata.

Maka, marilah kita serukan kata damai untuk Pemiihan Serentak ini. Bagaimanapun, pemilihan serentak lebih dari sekadar “olah-politik”, Pemilu adalah juga “olah-budaya” untuk meningkatkan mutu “budaya-demokrasi”, agar tumbuh subur dan kuat mengakar menjadi “budaya-rakyat”.

Suasana nyaman dan aman itu mestinya dibangun layaknya suasana sebuah Keluarga Besar Masyarakat Yogyakarta yang berbudaya dan berkeadaban.

Mewujudkan pemilihan serentak yang berbudaya, adalah dengan mengendalikan konflik sosial, agar terhindar dari intrik dan intimidasi, provokasi, pelecehan, ujaran kebencian, berita bohong, politik SARA dan politik uang, atau pun pencemaran nama baik.  

Kalau pola ini diikuti, niscaya, gejolak sosial yang mewarnai proses Pemilu di DIY dan Indonesia dapat diminimalisir.

Dan jika memang demikian adanya, maka Insha Allah, Pemilihan Serentak akan merekatkan kohesi sosial dan integrasi kebangsaan, seiring ikhtiar segenap komponen bangsa dan rakyatnya, membangun peradaban Indonesia yang “Panjang Dawa Pocapane, Punjung Luhur Kawibawane”. Terima kasih. Wassalamualaikum wr. wb.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran

News
| Jum'at, 22 November 2024, 10:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement