Advertisement

Bappenas Kumpulkan Anak-Anak Muda Bahas Bonus Demografi untuk Capai SDGS Indonesia

Abdul Hamied Razak
Minggu, 05 November 2023 - 23:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Bappenas Kumpulkan Anak-Anak Muda Bahas Bonus Demografi untuk Capai SDGS Indonesia Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa (tengah) dengan SDGs Mover United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia Chelsea Islan saat foto bersama setelah kegiatan Bincang Sore Sustainable Development Goals (SDGs) Annual Conference 2023 (SAC) Summer Soiree for Sustainability: di Hotel Ambarrukmo Jogja, Minggu (5/11 - 2023)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kementerian PPN/Bappenas berdialog bersama anak-anak muda untuk membahas strategi memanfaatkan bonus demografi untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) di Jogja.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk menggugah anak-anak muda dalam memanfaatkan bonus demografi di Indonesia.

Advertisement

"(Untuk memanfaatkan bonus demografi, tidak ada jalan lain kecuali harus meningkatkan kapabilitas dari sumber daya manusia kita, harus sehat, yang pertama itu harus sehat,” ujarnya dalam dalam Bincang Sore Sustainable Development Goals (SDGs) Annual Conference 2023 (SAC) Summer Soiree for Sustainability: Aksi Anak Muda Kreatif dan Inspiratif untuk SDGs, Hotel Ambarrukmo Jogja, Minggu (5/11/2023).

BACA JUGA: Profil Menlu Retno Marsudi, Puisi Sang Diplomat Ulung untuk Palestina

Setelah seseorang sudah sehat, lanjut Suharso maka orang tersebut dapat bersekolah dan berpikir dengan baik. Karena itu, dia mengharapkan anak-anak Indonesia tidak terkena stunting pada usia balita. Apabila terkena stunting, lanjutnya, maka generasi muda akan kehilangan kesempatan dalam menyongsong masa depan mengingat ada gangguan dalam kapabilitas berpikir mereka ketika mengidap penyakit tersebut.

“Selain itu juga, kita jangan sampai kita terkena penyakit-penyakit katastrofik, penyakit-penyakit menular, sehingga mengakibatkan masa produktifnya itu semakin sempit. Karena itu, maka yang pertama harus sehat, yang kedua harus pintar, harus cerdas,” ungkap Kepala Bappenas.

Dengan memiliki kecerdasan dan tekun belajar, dia menilai seseorang mampu menjadi kaya dari sisi pengetahuan dan materi, sehingga bisa berbagi dan tidak menjadi beban untuk orang lain. “Kita berharap itulah wajah dari generasi muda yang insyaAllah kira-kira kalau kita hitung sekarang kan tinggal 14 tahun sampai 15 tahun lagi (menuju puncak bonus demografi antara tahun 2037-2040),” katanya.

Menurut Suharso, upaya meningkatkan kecerdasan dapat dilakukan dengan membangkitkan keingintahuan (curiosity), misalnya melalui Google untuk mencari tahu berbagai informasi dan mempelajari ilmu-ilmu tertentu. Dengan demikian, kemampuan komunikasi generasi muda berpotensi semakin baik hingga dapat berpikir lebih cerdas.

Seperti diketahui, bonus demografi adalah masa di mana penduduk usia produktif berkisar antara 15-64 tahun lebih besar dibanding usia nonproduktif atau usia 65 tahun ke atas, dengan proporsi lebih dari 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

Bonus demografi dapat dicapai dengan meningkatkan produktivitas penduduk, meningkatkan modal manusia, dan memberikan kesempatan kerja. Menimbang hal tersebut, Kepala Bappenas mendorong anak muda agar mampu menciptakan peluang kerja.

“Saya tantang sama yang muda ini. Kalau dulu masuk di angkatan kerja, lalu menjadi ketergantungan untuk mencari kerja, kenapa tidak mungkin generasi muda itu menjadi generasi pencipta lapangan kerja. Tapi, untuk sampai ke sana, ya memang kapabilitasnya harus dibaikkan, harus dimampukan,” ungkap dia.

BACA JUGA: Pemkab Kulonprogo Terbitkan Angka Stunting Terbaru, Begini Hasilnya

Dia mengatakan, bonus demografi dapat dicapai dengan meningkatkan produktivitas penduduk, meningkatkan modal manusia, dan memberikan kesempatan kerja. Untuk itu, Menteri Suharso mendorong anak muda agar mampu menciptakan peluang kerja.

“Saya tantang pada yang muda sekarang ini untuk menjadi pencipta lapangan kerja. Saya kira sudah banyak peluang yang dibuat anak muda dan untuk ke sana, kapabilitas kita harus dimampukan,” imbuh Suharso.

Agenda bertema Menjaga Air, Merawat Bumi, Membangun dengan Teknologi untuk Masa Depan Indonesia yang Lebih Hijau tersebut juga menekankan pentingnya aspek kehidupan kaum muda dalam mendukung TPB/SDGs, dari penggunaan media sosial untuk informasi positif, hingga keseharian yang mendukung pembangunan berkelanjutan.

"Sebenarnya yang mudah itu melakukan 5R, reduce, reuse, recycle, replant, dan replace. Kita harus bergerak bersama dan mulai dari sekarang,” imbuh SDGs Mover UNDP Indonesia Chelsea Islan.

Agenda yang menjadi rangkaian SAC 2023 tersebut diawali dengan fun bike 33K, fun run/walk 10K, dan penanaman 1.000 pohon di kampus Universitas Gadjah Mada bertema Seeds of Hope: Mewariskan Bumi yang Lebih Hijau untuk Generasi Mendatang. Bekerja sama dengan Tanoto Foundation, Staf Ahli Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Pungkas Bahjuri Ali memimpin penanaman Pohon Tebabuya kuning dan diikuti seluruh peserta.

Diskusi tentang anak muda dan pembangunan berkelanjutan turut menghadirkan Founder Rangkai.id Rangga Redemptus Raditya, Founder bijakmemilih.id dan thinkpolicy.id Andhyta F. Utami, CEO Banoo Indonesia Fajar Sidik Abdullah, serta CMO Surplus.id Alya Fatina Diandari sebagai mitra pembangunan dan mewakili anak muda dalam mendukung percepatan capaian TPB/SDGs di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terapkan Teknologi Pengenal Wajah, KAI Hemat Rp399 juta

News
| Minggu, 04 Mei 2025, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng

Wisata
| Minggu, 27 April 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement