Nyamuk Ber-Wolbachia Sukses Tekan DBD, Anggaran Fogging Dipangkas Ratusan Juta Rupiah
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Penerapan teknologi nyamuk ber-Wolbachia tak hanya berdampak pada penurunan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Turunnya kasus DBD karena nyamuk ber-Wolbachia juga membuat anggaran fogging yang semula mencapai ratusan juta rupiah kini bisa dialokasikan ke program lain.
Peneliti Utama World Mosquito Program (WMP) Jogjakarta, Adi Utarini mengungkapkan pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia menurunkan kuantitas aktivitas fogging secara siginifikan. Penurunan aktivitas fogging mencapai 83% di area pelepasan nyamuk ber-Wolbachia.
Advertisement
"Ada penurunan 83 persen fogging. Sehingga fogging sudah jauh lebih berkurang saat ini," kata Uut dalam acara Selebrasi Sedasawarsa Warga Jogjakarta Hidup Bersama Nyamuk Ber-Wolbachia di UGM, Rabu (22/11/2023).
Pernyataan Uut diperkuat dengan penjelasan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan sistem Informasi Kesehatan, Dinkes Kota Jogja, Lana Unwanah.
Lana menerangkan pada 2023 ini Dinkes Kota Jogjakarta mulanya menyiapkan anggaran Rp246 juta untuk 125 kali fogging. Akan tetapi dari 125 kali fogging yang disediakan, tercatat hanya tujuh kali aktivitas fogging yang dilaksanakan hingga pertengahan Juni 2023.
Padahal aktivitas fogging di Kota Jogja pada 2016 mencapai 200 kali dan 50 kali pada 2017. Itulah sebabnya, Dinkes Kota Jogja pun kemudian mengevaluasi alokasi fogging.
"Dari 125 kali itu saat itu baru terserap, terealisasi tujuh kali. Sehingga kami kemudian berdiskusi dengan rekan-rekan terkait. Dengan melihat dan mengasumsikan mungkin Oktober, November Desember ini kan mulai musim hujan, sehingga kami juga tidak berani langsung menghabiskan anggaran," kata Lana.
Dampaknya anggaran untuk tindakan fogging dipangkas dan dialokasikan ke program lain. Dinkes Kota Jogja dalam anggaran perubahan lalu mengusulkan pengalihan 100 kali anggaran fogging untuk kegiatan lain.
"Sekitar Rp200 juta itu kami masukan dalam rencana anggaran perubahan dan saat ini sudah disahkan oleh DPRD. Sekitar Rp200 juta itu kami dialokasikan alihkan untuk kegiatan ACF Tuberkulosis," kata dia.
BACA JUGA: Valid dan Teruji! Nyamuk Wolbachia Tak Berdampak Buruk ke Manusia
Praktis alokasi fogging yang awalnya mencapai 125 kali, kini hanya tersisa sekitar 25 kali. Itu pun sampai November ini sudah sembilan kali fogging dilakukan. "Memang kami juga masih menyisakan karena juga kami tidak berani kalau betul-betul melepas, karena menjelang akhir tahun ini mulai masuk musim penghujan. Kalau kalau masih ada kasus jadi kami punya anggaran fogging," tegasnya.
Kendati demikian Lana menilai anggaran fogging yang tersisa juga tidak akan terserap seluruhnya bila merujuk tren kasus DBD yang ada. "Mudahan-mudahan kalau melihat tren tahun lalu, sepertinya tidak terserap semuanya," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
Advertisement
Advertisement