Advertisement

Promo November

Jembatan Sembada Handayani, Dulu Besi Gantung Kini Jadi Jalur Alternatif Hindari Tanjakan Piyungan-Patuk

Sunartono
Jum'at, 01 Desember 2023 - 21:27 WIB
Sunartono
Jembatan Sembada Handayani, Dulu Besi Gantung Kini Jadi Jalur Alternatif Hindari Tanjakan Piyungan-Patuk Jembatan gantung yang menghubungkan antara Dusun Lemahabang, Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman dengan Dusun Gembyong, Desa Ngoro-oro, Patuk, Gunungkidul sebagai cikal bakal dibangunnya jembatan Sembada Handayani. Foto diambil pada 2014. - Dok.Harian Jogja.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Mimpi masyarakat untuk terbebas dari tanjakan Piyungan Patuk yang terkenal dengan kemacetannya akan segera terwujud. Pasalnya saat ini sudah dibangun jalur alternatif ke Gunungkidul melewati Prambanan, Sleman dan tembus ke Ngoro-Oro, Patuk hinggake Gedangsari.

Cikal bakal terselesaikannya proyek jalur alternatif ke Gunungkidul ini tidak lepas dari keberadaan sebuah jembatan alternatif. Jembatan ini terkenal dengan sebutan Sembada Handayani. Karena lokasinya yang berada menghubungkan antara Sleman dengan sebutan Sembada dan Gunungkidul yang Handayani. Tepatnya Dusun Lemahabang, Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman dengan Dusun Gembyong, Desa Ngoro-oro, Patuk, Gunungkidul.

Advertisement

BACA JUGA : Truk Proyek Jalan Gunungkidul-Sleman Lalu Lalang, Warga Putat Mengeluh Jalan Rusak

Berdasarkan catatan Harianjogja.com, jembatan Sembada Handayani ini hanyalah sebuah jembatan gantung yang tersusun dari ratusan ribu renik besi baja panjang, yang disatukan melilit menjadi tali besar menyerupai tali pramuka.

Kala itu ada empat tali besi yang menjadi pengait utama berdirinya jembatan. Dua di sebelah utara, Sleman dan dua lagi di selatan tepatnya wilayah Gunungkidul. Keempat tali besi itu yang membuat jembatan tergantung dengan kokoh. Sehingga bisa menghubungkan antara Dusun Lemahabang, Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman dengan Dusun Gambyong, Desa Ngoro-oro, Patuk, Gunungkidul.

Jembatan gantung itu memiliki panjang sekitar 20 meter dengan lebar sekitar 1,5 meter. Menjadi jalur utama bagi masyarakat pinggiran perbatasan Sleman dan Gunungkidul. Warga Gunungkidul bisa membeli sesuatu kebutuhan makanan di wilayah Sleman. Sebaliknya warga Sleman bisa meminta bantuan warga Gunungkidul. Mereka bisa saling bertukar informasi dan tolong menolong sampai pada kenduri dan layatan. Karena jembatan gantung itulah, kedua warga dari wilayah berbeda ini bisa bersatu. Jembatan ini dibangun pada 1994 oleh Dinas Pekerjaan Umum DIY dengan Kementerian Pekerjaan Umum itu hanya bisa dilalui sepeda motor.

Pemda DIY kemudian mulai membuat perencanaan konektivitas antara Sleman-Gunungkidul sejak 2015 hingga pembangunan jembatan ini terealisasi pada 2017 dengan anggaran Rp61,3 miliar. Proyek ini dikerjakan selama 285 hari dan terselesaikan pada akhir 2018 kemudian diresmikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Januari 2018.

Selain jembatan bersamaan dengan proyek tersebut dibangun pula jalan lanjutan ke arah Sleman satu kilometer atau sampai ke Pertigaan Gayamharjo dan ke arah Gunungkidul sekitar dua kilometer. Meski demikian untuk menjadi jalur alternatif yang sesuai dengan standar jalan raya belum sepenuhnya terselesaikan. Karena masih ada beberapa titik jalan eksisting di Gunungkidul yang tergolong sempit.

Setelah 2018, Pemda DIY melakukan pembangunan jalan lanjutan untuk wilayah Gunungkidul yang menghubungkan dari titik lanjutan jembatan Sembada Handayani menuju Gedangsari atau terkenal dengan sebutan segmen Tawang-Ngalang.

BACA JUGA : Jalur Alternatif Gunungkidul-Sleman Bakal Bertambah Lagi, Ini Lokasi Barunya

Pembangunan konstruksi Jalan Tawang-Ngalang Segmen II dan III berlangsung dari Februari-Desember 2023 terdiri atas segmen II sepanjang 1,85 km dan Segmen III sepanjang 0,975 km. Pada tahun sebelumnya, yaitu 2021 telah dilakukan pembangunan konstruksi ruas Jalan Tawang-Ngalang Segmen I sepanjang 1,9 km dan Segmen V sepanjang 1,375 km. Kemudian tahun 2022 telah dilakukan pembangunan konstruksi ruas Jalan Tawang-Ngalang Segmen IV sepanjang 3,4 km.

Kini jalur tersebut telah tuntas dibangun dan tinggal penyelesaian tahap akhir. Jalur alternatif ini bisa dilewati pada 2024 mendatang. Adapun untuk wilayah Sleman terhubung langsung dengan exit tol Bokoharjo dengan pengerjaan dibagi dua, oleh Pemda DIY dan Kementerian PUPR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024

News
| Sabtu, 23 November 2024, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement