Jalur Alternatif Gunungkidul-Sleman Bakal Bertambah Lagi, Ini Lokasi Barunya
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Ruas jalur alternatif Gunungkidul-Sleman penghubung antara Bobung di Kalurahan Putat dengan Kedung Kandang di Kalurahan Nglanggeran, Patuk segera dikerjakan. Total anggaran untuk pembangunan dua ruas ini mencapai Rp99,2 miliar.
Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) DIY, Andi Kurniawan Dharma mengatakan jalur alternatif Gunungkidul-Sleman, khususnya di wilayah Gunungkidul ditarget tersambung di akhir tahun ini. Ada dua ruas yang belum dikerjakan, yakni Bobung-Kepil dan Kepil-Kedungkadang.
Advertisement
“Untuk Gunungkidul terbagi menjadi lima segmen dan yang sudah selesai tiga segmen. Tahun lalu, kami menyelesaikan segmen dari Ngalang sampai Bobung,” kata Andi kepada Harianjogja.com, Kamis (23/2/2023).
BACA JUGA: Ini Jalan Provinsi DIY yang Rusak dan Akan Diperbaiki Tahun Ini
Dia menjelaskan, untuk dua ruas yang belum dikerjakan tidak ada masalah karena sudah tanda tangan kontrak dengan rekanan yang menggarap. Penandatangnaan ini berlangsung pada Senin (20/2/2023). “Sekarang sudah mulai sosialiasi untuk pengerjaan kedua ruas ini,” katanya.
Andi menambahkan, pengerjaan kedua ruas menelan biaya sebesar Rp99,2 miliar. Adapun waktu pekerjaan berlangsung selama 314 hari. “Diperkirakan selesai di akhir 2023,” katanya.
Menurut dia, dengan dikerjakannnya dua segmen ini, maka jalur alternative di wilayah Gunungkidul akan sepenuhnya selesai di akhir tahun. “Sudah sesuai dengan rencana dan tinggal menggarap untuk menyelesaikan jalur di wilayah Sleman,” katanya.
Meski belum sepenuhnya tersambung, jalur alternative Gunungkidul-Sleman sudah mulai memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Panewu Patuk, Martono Imam Santoso mengatakan, jalur alternatif Gunungkidul-Sleman tak hanya mengurai kepadatan arus kendaraan di jalur utama Jogja-Wonosari. Namun, menurut dia, keberadaannya juga menjadi wilayah pertumbuhan ekonomi baru, khususnya di sisi utara.
Dia tidak menampik jalur yang ada belum sepenuhnya terhubung karena masih ada dua ruas belum dibangun. Akan tetapi, Martono mengakui geliat ekonomi di jalan baru sudah terlihat ditandai dengan banyaknya usaha-usaha yang dibuka warga setempat.
“Dari Ngalang sampai Bobung sudah banyak yang berjualan. Pas terang, coba saat sore jalan ke Nglegi sangat ramai karena tidak hanya orang nongkrong, tapi juga ada warga yang berjualan,” kata Martono.
Menurut dia, adanya keramaian tersebut menandakan geliat usaha di kawasan jalan baru mulai tumbuh. Ia pun menyambut baik dampak positif ini karena sebagai upaya masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Mudah-mudahan bisa segera tersambung seluruhnya. Sebab, jika jalannya ramai, maka tidak hanya mendukung pengembangan wisata di kawasan Patuk, tapi warga juga bisa merasakan manfaatnya,” kata mantan Panewu Gedangsari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement