Advertisement

Laut Bekah, Destinasi Wisata Pantai Terbaru di Gunungkidul, Jika Beruntung Bisa Melihat Kawanan Paus Tutul

David Kurniawan
Minggu, 03 Desember 2023 - 15:27 WIB
Ujang Hasanudin
Laut Bekah, Destinasi Wisata Pantai Terbaru di Gunungkidul, Jika Beruntung Bisa Melihat Kawanan Paus Tutul Pergelaran pentas seni dan budaya yang diselenggarakan di Kawasan Laut Bekah di Padukuhan Temon, Giripurwo, Purwosari. Foto diambil Minggu (26/11 - 2023)./ Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Potensi wisata di Kabuapten Gunungkidul dengan keindahan pemandangan laut seakan tidak ada habisnya. Salah satunya tebing Laut Bekah di Padukuhan Temon, Giripurwo, Purwosari, Gunungkidul.

Bagi yang akrab berkunjung ke tempat-tempat wisata di Gunungkidul, mungkin terasa asing mendengar Laut Bekah. Hal itu wajar karena keberadan destinasi wisata ini tak setenar dengan Pantai Baron, Indrayanti atau Ngobaran, meski akses menuju lokasi sudah dibuka sejak 2006 lalu.

Advertisement

Laut Bekah berjarak 37 kilometer dari pusat Kota Wonosari, atau tepatnya berada di pesisir barat Gunungkidul. Secara geografis, tempat ini juga berbatasan dengan Kabupaten Bantul.

Untuk akses menuju lokasi dipastikan tidak ada moda transpotasi umum sehingga kunjungan harus dilakukan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Rute yang dilalui dengan menelusuri Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

Setelah sampai di Kalurahan Giripurwo, nantinya ada papan penunjuk arah menuju Laut Bekah. Adapun jarak dari jalan raya menuju lokasi sekitar lima kilometer.

Bagi pengunjung yang ingin ke lokasi tidak perlu khawatir karena jalan sudah bisa dilalui kendaraan roda empat. Meski demikian, tetap harus berhati-hati karena jalanan masih berupa cor blok sekitar 4,5 kilometer.

Sedangkan, sisanya sepanjang 500 meter berupa jalan alami berupa bebatuan. Sesampainya di Laut Bekah, pengunjung bisa melihat keindahan pemandangan alam dari tebing yang memiliki ketinggian 80-90 meter dari laut.

Di tempat ini juga sudah dilengkapi dengan gazebo-gazebo sehingga dapat dimanfaatkan pengunjung untuk berteduh atau beristirahat. Dukuh Temon, Tukijan mengatakan, Laut Bekah termasuk wisata minat khusus, terutama bagi pengunjung yang hobi mancing.

“Jadi surga bagi pemancing karena banyak ikan yang didapat mulai dari ikan kue [GT], layur, kerapu hingga lobster,” kata Tukijan kepada Harianjogja.com, Minggu (3/12/2023).

Ia tidak menampik jumlah kunjungan ke Laut Bekah masih belum banyak setiap harinya. Namun pada saat libur akhir pekan ada 25-30 pemancing yang datang guna menyalurkan hobinya ini.

“Jangan salah pengunjung umum juga bisa datang ke sini. Untuk menikmati keindahan pemandangan laut,” katanya.

BACA JUGA: Wisata Yogyakarta, 3 Pantai di Gunungkidul Ini Punya Tebing yang Cantik

Tukijan mengakui, Laut Bekah memiliki banyak potensi. Selain surga bagi pemancing, juga ada spot melihat sunset. Di waktu-waktu tertentu, pengunjung juga bisa melihat kawanan hiu paus yang berkeliaran di bawah tebing Laut Bekah.

“Paling banyak dilihat antara Januari sampai April. Tapi, sekarang juga sering muncul dan banyak yang melihatnya,” katanya.

Ia menambahkan, di destinasi ini juga terdapat petilasan dari Prabu Brawijaya V yang dikenal Masyarakat sebagai Petilasan Gebangkoro. Warga percaya ada tempat yang disakralkan dan seringkali dipergunakan untuk bertapa.

“Bekas pertapaan Prabu Brawijaya saat melarikan diri. Lokasinya hanya 500 meter dari Laut Bekah,” katanya.

Menurut dia, petilasan Gebangkoro memiliki keunikan tersendiri. Di tempat ini terdapat pohon Gebang (sejenis palem) yang tak pernah tumbuh dan tingginya 50 centimeter.

“Sudah sejak saya lahir tingginya juga 50 centimeter hingga sekarang. Uniknya setiap orang yang menghitung pelepah daunnya berbeda-beda. Ada yang hanya tujuh, ada yang 15 ada yang 13 dan lainnya sehingga tempat ini dijadikan tempat penyelenggaraan bersih dusun,” katanya.

Anggota DPRD Gunungkidul, Ery Agustin S mengatakan, potensi di Laut Bekah sangat memungkinkan dikembangkan menjadi destinasi wisata. belum lama ini, ia mengakui sempat berkunjung dan melihat kawananan hius paus berkeliaran di sekitaran tebing.

“Satu minggu sebelum ada paus terdampar di Parangtritis, saya melihatnya. Selain itu, juga bisa melihat kapal-kapal besar yang berlalu Lalang di laut,” katanya.

Menurut dia, akses menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan karena jalan ke lokasi masih butuh banyak perbaikan. “Tentunya juga harus ada kegiatan atraksi wisata yang bisa menjadi daya Tarik agar wisatawan berkunjung ke tempat ini,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Operasional KRL Jogja Solo Ditambah Jadi 30 Perjalanan

News
| Kamis, 09 Mei 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga

Wisata
| Senin, 06 Mei 2024, 10:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement