Advertisement

Promo November

Kepompong Ulat Trembesi, Jajanan Khas Gunungkidul Laku Keras, Harga Tembus Rp100 Ribu per Kg

David Kurniawan
Rabu, 13 Desember 2023 - 16:37 WIB
Arief Junianto
Kepompong Ulat Trembesi, Jajanan Khas Gunungkidul Laku Keras, Harga Tembus Rp100 Ribu per Kg Kepompong pohon jati yang kini tengah laris dijual, Rabu (13/12/2023). - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Memasuki musim hujan, warga di Padukuhan Karangumuk 1, Kemejing, Semin mulai berburu ungkrung atau kepompong dari pohon johar atau trembesi. Bakalan kupu-kupu ini sangat diminati untuk dikonsumsi dan harganya sekarang tembus Rp100.000 per kilogram.

Aktivitas pencarian kepongpong Johar di ruas jalan alternatif Semin-Karangmojo. Di dekat area ladang ini tumbuh berjejer pohon johar.

Advertisement

Tampak pasangan suami istri Lamiyo dan Lestari berbagi tugas mencari ungkrung. Si suami bertugas naik pohon johar untuk memangkas ranting pohon yang daunnya habis dimakan ulat.

Adapun Lestari bertugas dibawah untuk mengambil ranting-ranting johar yang dipotong Lamiyo menggunakan sabit. Rating yang terjatuh kemudian disisir satu persatu untuk diambil kepongpong dan dimasukan ke plastik yang sudah disediakan.

Lestari mengatakan pencarian ungkrung atau kepongpong sudah dilakukan selama tiga hari terakhir. Adapun lokasi pencarian masih di sekitaran tempat tinggalnya di Padukuhan Karanggumuk 1. “Infonya di wilayah Kapanewon Tepus sudah banyak. Tetapi, saya lebih fokus mencari di sekitaran rumah,” katanya, Rabu (13/12/2023).

Menurut Lestari selama mencari sudah mendapatkan lebih dari satu kilogram ungkrung. Ia juga sudah merasakan hasilnya karena sudah menjual dengan harga Rp100.000 per kilonya. “Kemarin saya jual. Sekarang mencari lagi dan akan dijual lagi. Lumayan untuk nambah uang jajan anak pada saat bersekolah dan mencukupi kebutuhan lain,” katanya.

BACA JUGA: Unik! Ada Kuliner Persilangan Yunani dan Jawa Satu-satunya di Jogja

Proses pencarian kepompong dilakukan setiap awal musim hujan. Namun demikian, ia mengaku selama pandemi tidak mencari karena menghilang. “Sempat tidak musim dan sekarang baru muncul. Setelah ini, nanti gantian mencari kepongpong dari pohon jati,” katanya.

Senada diungkapkan oleh Paryono, pencari kepongpong lainnya di Padukuhan Karanggumuk 1, Kemejing, Semin. Menurut dia, bakalan kupu-kupu ini banyak dicari Masyarakat untuk dikonsumsi. “Saya juga sering beli karena sekeluarga senang mengkonsuminya. Kebetulan ini baru istirahat dari berladang dan disambi mencari ungkrung,” katanya.

Menurut dia, olahan kepongpong termasuk makanan ekstrem. Pasalnya, tidak semua kuat mengkonsumsi karena ada yang mengalami alergi gatal-gatal setelah memakannya. “Kebetulan keluarga kami tidak ada yang alergi dan aman saat mengkonsumsinya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement