Advertisement

Sepekan ke Depan DIY Diprediksi Dilanda Cuaca Ekstrem, Ini Pemicunya

Newswire
Kamis, 04 Januari 2024 - 13:07 WIB
Maya Herawati
Sepekan ke Depan DIY Diprediksi Dilanda Cuaca Ekstrem, Ini Pemicunya Cuaca ekstrem - ilustrasi - freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat diprediksi bakal melanda DIY dalam sepekan ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta merilis data pemicu dan potensi dampaknya.  

"Berdasarkan analisis terkini diidentifikasi hingga sepekan ke depan terdapat kondisi dinamika atmosfer yang memicu adanya potensi cuaca ekstrem," kata Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono dalam keterangan tertulis, Kamis (4/1/2024).

Advertisement

Selain mewaspadai hujan lebat disertai angin kencang, Warjono juga meminta warga DIY yang tinggal di daerah bertopografi curam, bergunung, atau tebing dan rawan longsor dan banjir tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem, termasuk banjir bandang, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang.

Mengacu hasil analisis dinamika atmosfer Stasiun Meteorologi Yogyakarta International Airport (YIA), terdapat Monsun Asia musim dingin yang diasosiasikan sebagai musim angin baratan mulai menunjukkan dampaknya terhadap potensi peningkatan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia, sehingga pertumbuhan awan hujan di periode Januari ini diprediksikan cukup intens.

Selain itu, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) termonitor sudah mulai memasuki kuadran 3 (Indian Ocean) wilayah Indonesia dan dalam sepekan ke depan efeknya adalah berkontribusi terhadap penambahan uap air di wilayah Indonesia sehingga memicu peningkatan potensi hujan sedang-lebat di beberapa wilayah.

BACA JUGA: Mobil Tabrak Becak Motor dan Tiang Lampu di Barat Tugu Jogja, Satu Orang Terluka

"Kondisi tersebut diperkuat dengan adanya aktivitas gelombang Rossby di wilayah Indonesia, terutama wilayah Jawa bagian utara, yang secara tidak langsung ikut menambah pasokan uap air di Jawa bagian selatan, termasuk DIY," ujar Warjono.

Selain itu, lanjut dia, terbentuknya pola siklonik di Jawa bagian selatan memicu pumpunan massa udara di wilayah DIY.

Berdasarkan hasil analisis terkini dari profil vertikal, kata dia, kelembapan udara di wilayah DIY pada ketinggian 1,5-5,5 km berkisar antara 70%-95% (basah), yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah itu lebih dominan terjadi pada siang-sore hari.

BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta merinci pada 5 Januari 2024 hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang diprakirakan terjadi di Kota Jogja, Sleman, Bantul bagian Utara dan Tengah, Kulon Progo bagian Utara, dan Gunungkidul bagian Utara.

Berikutnya pada 6 Januari 2024 potensi serupa di Kota Jogja, Sleman, Kulon Progo bagian utara dan Gunungkidul bagian utara. Kemudian pada 7 Januari 2024 potensi terjadi di Sleman, Kulon Progo bagian utara dan Gunungkidul.

"Dalam sepekan terakhir, cuaca ekstrem berupa hujan lebat turut memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor di beberapa daerah di DIY," katanya.

Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul mencatat ada 93 rumah rusak ringan hingga parah akibat angin kencang yang menerjang wilayah ini pada Rabu (3/1/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Indonesia Masih Kekurangan Tenaga SDM Kesehatan

News
| Sabtu, 18 Mei 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia

Wisata
| Selasa, 14 Mei 2024, 22:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement