Kasus Gangguan Jiwa di Kulonprogo Tertinggi se-DIY
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Layanan kesehatan jiwa mendapat perhatian khusus Pemkab Kulonprogo, Selasa (23/1/2023). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 terdapat 19 orang dengan gangguan jiwa per seribu orang di Bumi Binangun.
Data Riskesdas 2018 itu menempatkan Kulonprogo jadi posisi tertinggi prevalensi gangguan jiwa di DIY. Sementara itu data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo terbaru pada 2023 menunjukan lima kasus percobaan bunuh diri yang berhasil digagalkan di Bumi Binangun. Sedangkan 10 kasus lainnya terjadi bunuh diri.
Data Dinkes Kulonprogo menyebut terdapat peningkatan kasus bunuh diri yang fluktuatif selama empat tahun terakhir. Dimana pada 2020 ada tujuh kasus bunuh diri, lalu 2021 ada lima kasus, meningkat jadi 11 kasus pada 2022, dan 10 kasus bunuh diri pada 2023.
"Data yang ada dan tercatat dengan baik ini jadi modal penting untuk bisa melakukan upaya lanjutan," kata Kepala Dinkes Kulonprogo Sri Budi Utami saat Lokakarya Hasil Diseminasi Penelitian Tindakan Penguatan Layanan dan Rekomendasi Kebijakan Kesehatan Jiwa, Selasa siang bersama UGM.
Selain kasus bunuh diri, jelas Sri Budi, terdapat juga pemasungan di Bumi Biangun yang tiap tahun terjadi penurunan. "Pemasungang juga sudah tidak ada di Kulonprogo per 2023, dimana sebelumnya ada tujuh kasus pemasungan yang secara bertahap dilakukan pendampingan sehingga bebas pasung," ungkapnya.
BACA JUGA: TPST Tamanmartani Beroperasi, Pelet Sampah Mulai Dikirim ke Pabrik
Kunci utama layanan kesehatan jiwa, lanjut Sri Budi, selain menyediakan fasilitas yang layak juga perlu partisipasi masyarakat. "Masyarakat harus belajar menerima, tidak mendiskriminasi atau membuat stigma yang bukan-bukan, beberapa penderita gangguan jiwa ini sudah mendapat layanan, tapi saat kembali ke lingkungannya kondisinya malah menurun sehingga mari didukung bersama agar lekas pulih," terangnya.
Sementara itu peneliti utama UGM dalam lokakarya itu, Prof Subandi menyebut kolaborasi antara kampusnya dengan Pemkab Kulonprogo sudah terjalin sejak lama. "Masyarakat perlu memberikan dukungan terhadap orang dengan gangguan jiwa, pengetahuan kesehatan jiwa juga penting untuk terus digencarkan," tuturnya.
Salah satu pengetahuan kesehatan jiwa yang perlu ditingkatkan, jelas Subandi, adalah pemahaman kesembuhan gangguan jiwa. "Yang namanya pulih itu sepertinya mesti sembuh, umumnya menganggap sembuh itu ya sembuh total, padahal bukan itu. Pemulihan itu proses jadi sekecil apapun harus diapresiasi," jelasnya.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
- Relawan Posko Rakyat 45 Kerahkan Dukungan ke Pasangan Afnan-Singgih
- Hiswana Migas DIY Dorong Pemilik 4 SPBU yang Ditutup agar Lakukan KSO untuk Kelancaran Distribusi BBM
Advertisement
Advertisement